Angin Sepoi Di Tengah PKKM
Sibuk. Intensitas geliat kerja madrasah memasuki triwulan terakhir ini mulai meningkat. Persiapan penilaian kinerja kepala madrasah (PKKM) masih belum rampung, sudah disusuli edaran kegiatan lainnya. Belum usai baca satu edaran, disambung dengan edaran lain. File di android bertumpuk. Belum sempat diunduh HP pun lalu eror.
Mulai edaran tentang Pelaksanan KSM online, Surat pengantar Juknis Pelaksanaan AKG,AKK,AKP berantai dari kemenag pusat, kanwil jatim dan kemenag Kabupaten. Menumpuknya agenda madrasah di bulan Oktober ini, terlebih pada kondisi covid seakan kian menambah beban pikiran sesiapa pihak terkait madrasah. Ya guru, kepala, operator, pengawas bahkan juga Kasi Pendma dkk.
PKKM misalnya, bagi madrasah swasta, terlebih madrasah kecil dengan jumlah peserta didik sedikit, pemenuhan bukti fisik atas indikator kinerja sebagai kepala madrasah terasa rumit. Bukan hanya kerumitannya yang mereka rasakan. Hati kecil sebagian mereka berontak, membersit pertanyaan tak terduga juga sempat mereka lontarkan." Saya ini kan swasta, jika sudah di PKKM saya dapat apa?"
He he bingung juga menjelaskannya. Sejatinya pada juknis sudah dijabarkan maksud dan tujuannya serta manfaatnya secara gamblang. Tapi ya itulah deskripsi itu belum memuaskan hatinya.
Lihat saja ekspresi salah satu kamad swasta mengenai PKKM. Saya menemukanmya pada status wa yang memplesatkan PKKM menjadi Palengngen, Kekcetak, Kektengah , Mabuk. Ungkapan polos mereka, bisa jadi mewakili suara hati sebagian kecil. para kamad. Jika diterjemahkan dalam bahasa sederhana PKKM itu membuat pusing, membuat sakit kepala karena stres dan tegang bukan melulu tentang berkas bukti fisik, tapi darimana biaya mempersiapkan segalanya.
Emang nya PKKM ada biayanya? Tidak ada sih. Lha berkas-berkas bukti fisik pake apa? Guru-guru nglembur apa ya kerja saja? Ini bukan bulan puasa.( Curhat kamad, hemm). Lalu sakit pinggangnya kumat gara - gara gethu di depan laptop mengumpulkan bukti fisik serta mabuk akibat kerja nonstop. PKKM, beginilah jika pekerjaan 1 tahun dibuat rapelan.
Saya sih makfum atas kegalauan mereka, Standar kinerja disamakan antara kamad ASN dan swasta, terlalu jomplang rasanya. Dari sisi tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sama -sama beratnya. Namun dari sisi pendapatan jelas sangat jauh perbedaannya. Inilah yang mungkin jadi satu kegalauan yang mendasarinya.
Pun begitu tak sedikit juga _mereka_ yang bersemangat melaksanakan PKKM demi membenahi madrasahnya. Hal yang menyejukkan hati mereka hanyalah keyakinan_kerja itu adalah ibadah, kerja adalah pengabdian, jika ikhlas dapat pahala_setiap rejeki sudah ada catatannya. Itu saja yang menguatkan batin mereka_ para kamad dan guru madrasah swasta dalam memberikan dedikasi serta pengabdiannya bagi generasi penerus bangsa.
Masih tentang surat edaran, kabar baiknya Ahamdulilah awal Oktober muncul surat edaran hal persiapan pelaksanan Bantuan Paket Data dan Bantuan Langsung Tunai tertanggal 2 Oktober 2020 yang diteken a.n Kepala oleh Kasi pendma. Ibarat angin sepoi di tengah kemarau. Sakit perut, sakit pinggang dan mabuk para kamad konon lenyap seketika. Mengubah wajah gerah nan kurang gairah jadi sumringah. BLT untuk GTK non-PNS madrasah semoga saja lancar dan tidak ada halangan yang membikin mereka kian galau apalagi lantas gusar. Aamiin.
Semangat GTK madrasah, mantapkan tekad menjadikan madrasah hebat bermartabat dan melesat.
Bondowoso,6102020
Husnul Hafifah
Posting Komentar
Posting Komentar