Ramadan 10 Hari Terakhir

Author
Published Mei 19, 2021
Ramadan 10 Hari Terakhir


Sekitar dua pekan saya tak melakukan aktivitas menulis. Sibuk? Begitulah kambing hitamnya.Satu alasan klasik atas ketidakberdayaan memanaj diri.  Berawal dari impian besar _keinginan hati agar 10 hari terakhir Ramadan bisa mendulang pahala dengan fokus meningkatkan amalan ibadah. Seperti yang Allah janjikan 10 malam terakhir utamanya malam ganjil ada malam penuh dengan kebaikan. Malam Lailatul qodar. Sesiapa saja yang menjumpai malam itu, dan ia sedang melakukan kebaikan, maka kebaikannya itu akan dilipatgandakannya  hingga seribu bulan.

Setiap insan beriman pasti termotivasi untuk mendapatkan kebaikan malam lailatul qodar. Berbagai ikhtiar pun dilakukan guna meraihnya. Mulai ngejoss poll baca Al-Qur'an, memahami maknanya, membaca buku-buku agama, memperbanyak shodaqoh, berbagi makanan, berbagi kebaikan melalui tulisan, memperbanyak zikir, istigfar, menambah rakaat salat malam (selain tarawih) hingga melakukan ikhtikaf di masjid. Semua mereka lakukan demi mendapatkan malam 1000 bulan.

Sayangnya tak semua orang bisa  mengimplemintasikan impian mendapatkan malam Lailatul qodar dengan maksimal.  Begitu pun dengan saya. Sebagai ASN yang merangkap jabatan ibu rumah tangga. Ada saja pekerjaan tambahan kedinasan  di 10 hari terakhir Ramadan. Sekalipun diri sudah ikhtiar, menghindar dari peningkatan aktivitas tugas tambahan di bulan Ramadan, seperti tidak ikut dalam kompetisi asesor BAN-SM, seleksi Instruktur nasional (IN), Fasilitator provinsi( Fasprov) dan fasilitator daerah (fasda). Saya memang bisa menghidar dari hiruk pikuk agenda seleksi tersebut. Namun ketentun takdir berbeda. Rupanya Allah menguji saya dengan aktivitas lain.

Keterlibatan saya dalam Tim Bimtek Pembelajaran yang tak disangka-sangka, pada 10 hari terakhir Ramadan, suka tidak suka harus saya terima dengan ikhlas. Aktivitas harian kedinasan  pun kian meningkat. Mulai mengikuti rapat-rapat zoom sebelum hari H kegiatan, hingga pelaksanaan kegiatan bimtek virtual tanggal 3 sd.6 Mei lalu.

Kegiatan bimtek tingkat Provinsi  Jatim yang diselenggrakan kanwil kemenag itu melibatkan 150 guru dan 12 pengawas dari masing- masing Kab/Kota .Total peserta se -Jatim lebih kurang 6000an. Kegiatan bimtek pembelajaran berbasis literasi dan Numerasi itu, merupakan kegiatan massif dan tersuktrur dalam rangka meningkatan kompetensi para guru. Melalui peningkatan kompetensi guru diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas siswa khususnya serta peningkatan mutu madrasah.

Ada 2 tugas yang diamanahkan pada saya, sebagai bagian dari tim kegiatan bimtek, pertama melakukan monitoring dan kedua menjadi moderator, seperti jadwal yang telah tersusun. Tugas monev saya tanggal 4-5 Mei di daerah Lumajang. Sedangkan tugas moderator pada hari terakhir (6 Mei 2021). Walaupun tugas monev  saya di Lumajang, namun panitia tetap menyarankan untuk bisa melakukan monev di daerah sendiri, mengingat sasaran monev hanya sample di 10 kab/kota.

Tanggal 3 Mei 2021 bertepatan dengan 20 Ramadan, saya pun melakukan monev di daerah sendiri (Kab.Bondowoso). Ada 6 titik zoom pelaksanaan bimtek. Namun hanya 3 titik saja yang saya datangi, yakni di MTsN 2 (1 titik) dan di MAN (2 titik). Selebihnya tidak saya kunjungi, ketiga titik itu ada di luar kota_penghematan energi mengingat saya harus persiapan untuk perjalanan dinas luar kota esok harinya. Alhamdulillah saat saya monev kegiatan berjalan lancar. Peserta antusias menyimak materi melalui sound sistem dan melihat tampilan layar monitor. Lancarnya kegiatan bukan berarti tanpa hambatan, menurut operator hambatan terletak pada lemahnya signal, dan itu bisa diatasi dengan menggunakan paket data yang memiliki signal kuat. Sarana dan fasilitas juga sangat menentukan keberhasilan kegiatan, seperti ruangan yang luas, sejuk ber AC, sound sistem dll.

Melakukan perjalanan dinas luar kota bagi saya terutama di bulan Ramadan yang dibersamai pandemi covid, bukan perkara yang mudah. Mau naik angkutan umum, ragu-ragu. Mau naik sepeda motor walau diantar terlalu jauh. Butuh waktu 2,5 jam untuk sampai tujuan. Mobil pribadi tidak punya. Satu satunya jalan adalah rental mobil. Wow, jika sudah rental kelihatan jelas angka yang harus dikeluarkan.

Alhamdulillahnya belum sampai ke jasa rental, ingat jika kemenakan( putra adik perempuan saya) kuliahnya daring dari rumah. Hanya bermodalkan komunikasi dengan bundanya kemenakan bersedia mengantarkan bu De _nya ke Lumajang. Dengan diantar kemenakan dan ditemani anak no 2 yang juga kebetulan baru semalam datang. Pagi itu, 21 Ramadan bakda subuh kami  bertiga berangkat menuju Lumajang.

Singkat cerita, pukul 08,10 menit saya menginjakkan kaki di pelataran kantor kemenag Lumajang. Suasana masih terlihat sepi saat itu. Sejenak kutebarkan pandangan ke segala penjuru, mengeja literasi. Dengan langkah pasti saya menuju pintu kaca yang sedikit terbuka. Begitu masuk mata tertuju pada meja resepsionis PTSP (pelayanan terpadu satu pintu). Seorang bapak paruh baya sedang asyik di depan komputer. Dengan salam kusapa beliau, namun dia tetap asyik. Kukeraskan sapaanku sekali lagi, baru si bapak merespon dengan sedikit kaget, sambil berucap:

" monggo ibu mlebet mawon, trus lurus notok ngiri"

Tak sulit, dalam sekejap saya pun bisa menemui orang dituju_kasi pendma. Baru saja kami memulai perbincangan, Pak Arif utusan dari kanwil kemenag Jatim (beliau 1tim monev) juga datang. Alhamdulillah keberkahan yang tak terduga pagi itu saya bisa bersilaturahmi dengan Pak Kasi Pendma Lumajang serta berkenalan dengan Pak Arif. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan, pihak pendma( 2 mbak cantik) maaf jika tidak salah, yang nyetir mobil mbak Vivin, dan mbak Farida yang menemani. Dengan mobil dinas mereka berdua mengantarkan kami ke lokasi bimtek virtual berlangsung.

Selama monev anak dan kemenakan, saya tinggalkan di pelataran kemenag Lumajang. Mereka lanjut dengan aktivitas hariannya, kuliah daring via androidnya masing-masing, entah di mana.


Pukul 12,30 seluruh rangkaian monev di 6 titik zoom usai. Kami sengaja menuntaskan kegiatan untuk 2 hari dalam waktu sehari saja. Waktu DL yang sehari saya programkan untuk menyusun laporan dan mengerjakan pekerjaan  lainnya .

Tepat pukul 13.00 kami meninggalkan pelataran Kankemenag Lumajang, lanjut perjalanan pulang. Sebelum keluar kota Lumajang kami mampir masjid untuk menunaikan salat duhur dulu. Plong rasanya hati, hari itu sudah diberikan kelancaran menunaikan tugas, pergi dan pulang dengan keadaan selamat berserta raga yang cukup penat.

Tugas harian ASN di bulan Ramadan pukul 15.30 selesai tidak selesai harus diakhiri. Tugas sebagai ibu rumah tangga sejak pukul itu akan dimulai. Biar pun  raga penat, tapi harus tetap semangat memasuki dapur. Memasak, menyiapkan segala sesuatunya terkait dengan ritual buka puasa, sebelum kumandang azan magrib menggema. Secercah kebahagian menjelma saat bisa menikmati buka bersama keluarga, letih dan lelahnya seakan hilang seketika.

Tapi anehnya usai buka puasa, saat menunggu salat isya dan tarawih, seringnya kantuk muncul tiba-tiba. Terkadang tak mampu dilawan apalagi bertahan, akhirnya ketiduran, tahu tahu sudah pukul 21.00. Rupanya hidayah Allah masih ada, di saat penghuni rumah yang lain bersiap beristirahat, saya sendirian memulai ibadah_salat isya, tarawih dan membaca Al qur'an sesuai kemampuan diri bertahan.
Biasanya paling akhir sampai pergantian malam. Lalu tidur lagi babak kedua,

Di penghujung malam, rentang pukul 2 atau pukul 3, sebagai ibu sudah harus  bangun untuk melanjutkan kewajibannya menyiapkan makan sahur untuk keluarga. Sebelum turun ke dapur diupayakan untuk menegakkan salat malam, walau hanya 2 rokaat. Lanjut membangunkan anak anak. Membangunkan anak yang ada di rumah tak cukup dengan waktu 5 sd 10 menit. Perlu berulang dan  kesabaran ekstra. Sangat berbeda dengan membangunkan mereka saat jauh dari jangkauan. Tiga kali vicall tak ada respon diabaikan. Jika dalam jangkauan selama belum beranjak dari tempat tidur, pangilan demi panggilan akan terus meluncur.

Peningkatan aktivitas kerja sebagai ibu rumah tangga juga terjadi saat 10 hari terakhir Ramadan. Sadar jika lebaran sudah di depan mata, persiapan belum ada seperti kue kue kering, masakan menu special lebaran dll.,sementara kantor belum libur, di sinilah menyiasati kesempatan jika ada tugas zoom meeting selama hanya jadi penyimak bisa mengikuti lewat you tube, atau mikropon dan video dimatikan. Androidnya zoom meeting, orangnya membuat kue.Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.

Terlena dengan pernak pernik lebaran Ramadan yang seakan kemarin petang kita sambut dengan Marhaban ya Ramadan tetiba senja itu Ramadan menghilang dari dekapan.

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan bulan Ramadan ini sebagai bulan Ramadan terakhir dalam hidupku.
Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi. Aamiin


Taqabbalahu minna wa minkum taqabal yaa karim.

Bondowoso,19-05-2021
Husnul Hafifah

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021