Mengikat Makna Peristiwa

Author
Published Desember 07, 2022
Mengikat Makna Peristiwa
Mengikat Makna dari Peristiwa


Menulis apa ya hari ini? Kalimat ini sedari tadi muter muter di kepala. Perasaan baru kemarin saya setor tulisan, eh tahunya sudah sepekan. 

Hari ini sudah waktunya setoran lagi.😅😅😅 Wajib ya ? Untuk sebuah komitmen diri, setor tulisan itu, menurut pribadi saya, wajib hukumnya. Lha terus klo tidak setor apa dosa? Dosa mungkin juga tidak. Tapi bagi saya tidak setor itu tetap berhutang, hutang janji pada diri sendiri. Namanya hutang, ya mesti dibayar donk? Ya iyalah...eit, hutang uang aja kadang ndak bayar apalagi cuma hutang tulisan? 😇😇😇

Stop! daripada debat kusir bisa pusing nih kepala. Mending saya nulis saja. Saya curhat saja. Curhat tentang pekerjaan yang tak kunjung usai. Bagaimana dengan Anda? Apa sama pekerjaannya tak juga selesai?

Masuk Desember, (usai PK kepala madrasah yang dilanjut dengan PK Wasmad, saya pikir  pekerjaan sudah  melandai eh ternyata pikiran itu tak searah jarum jam.

Dua PK ini saja , sudah benar-benar menguras energi dan tenaga. Touring dari satu madrasah ke madrasah lain yang nyaris sebulan penuh, lalu  menyiapkan berkas laporan pekerjaan periode Januari sd. November untuk menghadapi PK wasmad ( audit ) oleh tim penilai ubun-  ubun langsung panas rasanya. 

Allah itu, benar-benar Maha Segalanya, Alhamdulillah_  tim penilai yang semula dikabarkan dari kanwil, ternyata diralat cukup tim penilai kabupaten saja. Ubun- ubun panas pun beringsut mereda.

Panas di ubun memang mereda, tapi masuk  Desember pekerjaan masih terus merayap saja ?  Ini gegara ada target pekerjaan November yang tidak terlaksana. Di bulan November agenda PKG seharusnya sudah di rampungkan oleh kamad. Nyatanya saat ditagih, pengumpulan file hasil PKG lewat wa sepi-sepi saja responnya. 

Semula PKG itu dilaksanakan wasmad bina. Namun sejak adanya perubahan regulasi PKG beralih pada kamad. Wasbin hanya bertugas melakukan pendampingan, menghimpun data, menganalisis dan menyusun laporan.

Sepinya respon itu, mau tidak mau wasbin harus turba. Ya mau gimana lagi, masih bagian dari tupoksi. Penjelajahan dari satu madrasah ke madrasah terus dilakoni, dijalani walau  jenuh  dan bosan kerap menyapa diri.

" Maaf bu, Pak kepala tidak ada, beliau masih bimtek PKB"
" Maaf bu, operator masih menyelesaikan cut off emis"
"Maaf, maaf dan maaf"

Memang sejak awal November ada beberapa kepala madrasah yang mengikuti bimtek PKB, dan operator madrasah sibuk dengan penyelesaian data emis. Tapi bukankan sejak awal sudah disampaikan jika PKG itu tidak harus dilakukan oleh kepala madrasah atau juga operator? Madrasah harus menunjuk tim penilai PKG tersendiri?

Begitulah kondisi riel di kebanyakan madrasah swasta.  Kepala atau operator menjadi satu satunya tumpuan pekerjaan. Menjadi orang serba bisa, yang lain hanya mengajar saja. Jika kamad / operator berhalangan alamat pekerjaan bertumpuk- tumpuk. Tugas-tugas administrasi diabaikan. Lalu dikerjakan rapelan saat ada momen tertentu, seperti Akreditasi dan PKKM. 

Sampai hari ini entah sudah berapa kata maaf yang sudah saya  dapatkan. Kecewa? so pasti ada, tapi kadarnya tipis -tipis saja. Marah? Jangan sampailah, kasihan juga. Pengelolaan madrasah swasta _terlebih jauh memencil di pelosok desa. Jangan dibayangkan seperti madrasah swasta di perkotaan yang mendapatkan dukungan penuh dari wali/orang tua baik finansial maupun moriel dari orang tua/ wali murid. KBM berjalan dengan baik, tugas-tugas manajerial dikerjakan sudah Alhamdulillah. 

Kepala madrasah swasta, hanya label dan tupoksinya saja yang sama, tapi kesejahteraannya masih selalu tanda tanya?😭

# Megalitikum 07.12.22
    Husnul Hafifah

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021