Hanyut


"

Kuhanya melirik dalam dingin  dan acuh.Beralu laksana angin ketika kausekali lagi merayu. Dengan pesona kautebar. Tapi_ itu tak agi sanggup bangkitkan debaran jantungku.
Kerling nakalmu pun tak bisa lagi jadi magnet _penyatuan kau dan aku.
Ambang sadarku menyangat. " Ah untuk apa.Bukankah aku sudah punya_ Kau tak lagi penting di kehidupanku".

"Ini terakhir !" Rajukmu bersulam sungging senyum terindah_menggoda lagi.Kali ini benar-benar leburkan kukuh pendirianku. Menjungkir balikkan nalar.

Hari ini aku lemas Napas tersengal berjuang dapatkan signal. Tertatih dalam  aplikasi canggih. Mencumbu berlaksa aksara. Hanyut dalam pusaran PKP_PJJ blanded.


Bondowoso,16-6-2021
Husnul Hafifah

Nguping


Video Instruksi Presiden Ttg PTM

Kendati pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTM) masih akan dimulai tahun ajaran 2021/2022, sebagaimana yang disampaikan Mas Menteri Nadim Makariem. Rupa -rupanya sekolah sudah banyak yang curi start. Utamanya sekolah- sekolah pinggiran. Jika sebelumnya mereka sembunyi- sembunyi _KMB tatap muka tanpa seragaman. Begitu usai lebaran berani terang-terangan_siswa masuk sekolah seragaman.

Demikian halnya dengan sekolah Pak Hasan_guru olah raga. "Tak ada pilihan, jika tak ingin kehilangan murid, kbm tatap muka wajib dilaksanakan" begitu doktrin dari pak KS-nya.Tak perlu menunggu tahun ajaran, sesuai hasil  kesepakatan  KBM tatap muka pun dilakukan, syarat prokes ketat diutamakan.

Hari ini Pak Hasan mengajar jam pertama. Dengan seragam olga orange menyala semua siswa kelas 4 dan 5 dibawanya ke lapangan dekat sekolah. Jumlah mereka tak lebih dari 20 jari. Pagi itu materi yang diberikan hanyalah melakukan senam pemanasan dilanjut melatih ketangkasan dalam melempar dan menangkap bola. Kecerian terpancar di wajah para siswa. Lama tak berolga Pak Hasan sudah ngos- ngosan. Lalu Ia undur dari lapangan membiarkan para siswanya mengekspresikan kecerian. Pak Hasan berteduh di bawah pohon Asam _pojok lapangan sambil you tube -an. Kakinya selonjoran, badannya bersandar pada pohon asam_bertemankan angin semilir persawahan. "Huuuuu!" teriakan yang tiba- tiba saja di dekat punggungnya mengagetkan pak Hasan. HP Pak Hasan berlompatan, namun tangan sigapnya  menyelamatkan. "Kalian ini apa bikin Bapak jantungan?" Ketiga murid yang sedari tadi , tak disadari lkut you tube-an itu lalu mengatakan, " Saya tak setuju dengan instruksi Pak Presiden, jika sekolah hanya 2 jam dan masuk dua kali dalam sepekan. Kita masuk seperti biasa saja pak, tak usah seragaman", dengan polosnya ketiga murid itu jujur mengatakan.


Husnul Hafifah

# Pentigraf

Bondowoso, 9 Juni 2021







Tanpa Suara


Keromatisan Bu Keyshe dan Pak Su tak luput dari perhatian putri bungsunya yang menginjak praremaja.Ning Nia panggilannya. Belajar dari rumah 1 tahun lebih, sangatlah cukup menilai bagaimana romantisnya ayah bundanya.Malam itu bada' magrib. Seperti biasa pulang dari masjid, Pak Su langsung menghampiri Bu Keyshe yang lagi mengaji.Ning Nia yang berada di kamarnya sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan ayahnya_ jika tak mencubit pipi, memencet hidung atau mencium kening bunda. Ning Nia tersenyum membayangkan tebakannya.

Dalam senyum yang masih terkembang Ning Nia mendengar lantunan ayat ayat suci dari suara bundanya.Merdu sekali terdengar di telinganya. Pak Su yang duduk di sofa tak jauh di depan istri mengaji terlihat sangat menikmati. Ia menyimak sepenuh hati, sesekali melirik, dan mengerling memperbaiki bacaan istri jika kurang benar.

Tetiba Ning Nia merasakan keganjilan. Di setiap mencermati bundanya mengaji, sampai pada surat dan penggalan ayat yang sama, suara bundanya melemah bahkan tak terdengar. Beberapa detik berikutnya 
kembali bundanya mengeraskan bacaannya, bahkan diulang-ulang_Fawahidatan_sampai pak Su tertidur. Ning Nia penasaran. Usai bundanya mengaji Ning Nia ajukan pertanyaan. Bu Keyse membawa Ning Nia ke kamar. Berjingkat meninggalkan Pak Su yang ketiduran. Bu Keyse menunjukkan terjemahan penggalan ayat yang ditanyakan. Surah ke-4 ayat 3. Ning Nia manggut -mangut, tanda paham penggalan itu dibaca tanpa disuarakan. Bu Keyse tersenyum keluar kamar sembari mengucapkan fawahidatan, disambut jempol Ning Nia.

Bumi Megalitikum, 5/06/2021
Husnul Hafifah

Berkobar

Dokumen Pribadi Kopdar Penulis GLB
Duduk berjuntai, menghadap meja ruang tamu yang masih penuh dengan jajanan lebaran. Sore itu semangat bu Keyshe seakan berkobar. Semangat menulisnya kembali menyala, setelah beberapa pekan surut, pikirannya kusut dan  komitmen dalam menulis pun acakadut gegara persoalan hidup yang berlanjut-lanjut. Kopdar tipis -tipis dengan ke-17 rekan komunitas penulis siang tadi itu, sungguh terasa ampuh dalam memulihkan energinya.

Sambil menikmati suasana senja, bu Keyshe mulai mencari cari ide untuk dituliskan pada aplikasi catatan keep di androidnya. Pikirannya pun melompat lompat, terbayang pada ucapan para suhu menulis yang ditakziminya. Ucapan-ucapan itu meluncur silih berganti, tak beraturan, meluncur begitu saja. Senaknya dan sekenanya."Tabrak saja, tulis saja, alirkan saja, jangan ragu jangan takut, ayo tuliskan saja. Menulis itu ya menulis, menulis, menulis dan menulis. Ide itu bertebaran, ada di mana saja. Ada pada apa saja, bisa di dahan, dedaunan, di meja, di ruang tamu, di kursi, ayo tangkap temukan dia. Menulis itu berkomunikasi, tuangkan apa saja apa yang ada di kepala. Menulis itu serindah (sederhana, ringan dan indah). Tulislah apa yang diketahui dan dikuasai tak perlu banyak teori. Menulis itu ada ilmunya, menulis tabrak saja mungkin benar untuk menggerakkan orang agar berani untuk menulis. Jika sudah berani dan biasa menulis. Naikkan kualitas tulisan, menulislah dan belajarlah pada ahlinya."

Bu Keyse terkaget begitu mendengar semayup azan magrib berkumandang dari masjid. Bu Keyshe pun nanar, sudah satu jam lewat  memegang android namun belum satu kalimat pun yang tertulis. Tak kalah mengagetkan lagi saat  pandangannya tertumpu pada benda di atas meja seraya mendengar bisikan hatinya " katanya diet lho peyek kacang 1 toples kok ditandaskan?"

Dokumen pribadi Penulis Antologi Budaya Bondowoso Lestari


Bondowoso,2 Juni 2021
Husnul Hafifah.