Menunggu


Menunggu

Memenjara rasa pada senja
Memenungkan kelebat sebentuk wajah
Tersungging senyum manis berlesung pipit

Aduhai tanpa kedip
Soca menatap rona jingga
Rekah warna tergantung di reranting
Bergoyang tercumbu angin senja

Jangan melayu agar rindu tak beku
Kembang sepatu di rekah kelopakmu
Tersimpan perindu
Senja  ini aku menunggu


untuk puisi karya lain silakan kunjungi diarynulfah.blogspot.com

Bondowoso, 23.2.2022
Husnul Hafifah


Dress code



Dress code

Di bawah penerangan LED entah apa merknya, kutampak mukanya yang pucat. Sedikit meringis tersungging
pada sudut bibirnya yang kering,
retak-retak serta  mengelupas. Sekitar 2 depa dari tempatku duduk, juga kudengar lirih suara meracau dari seorang ibu. Kuyakin pasti demannya tinggi. Katanya sekujur kulit sakit laksana dicubit- cubit kepalanya sangat sakit.

Aneh jalan pikiranku. Aku yang kala itu  mengantar putri bungsu yang lagi demam, batuk -batuk kecil dan bersin-bersin justru senyum-senyum dalam hati. Ada rasa bahagia bisa jumpa mereka, ngobrol walau sebentar di beranda ruang tunggu. Pertemuan tanpa dinyana di beranda ruang tunggu itu bak reuni kecil. Datang dengan kompak, hadir tanpa undangan. Mereka mendatangi dokter membawa "dress code" nyaris sama. Beranda itu dipenuhi kerabatku.

" Bu!", suara dokter itu membuyarkan lamunanku. Sesaat sebelum menyerahkan obat, dokter itu menyampaikan pesan. Aku ingat betul pesannya agar jangan lengah, tetap bermasker sekalipun merawat anak sendiri. Usai menerima obat kami pun pulang. Berharap semoga putriku adalah pasien terakhir dari keluargaku yang duduk di beranda itu. Malam melarut sepi. Dua hari berikutnya aku pun "berdress code" seperti mereka kala di ruang tunggu itu.

Bondowoso,16.2.2022
Husnul Hafifah



Hutang Janji

Saya baru saja memarkirkan motor di beranda samping rumah. Tetiba  "cenut cenut" sakit kepala sebelah tepatnya pada  belakang sebelah kanan itu muncul. Belum lama saya datang dari Pendopo kabupaten, usai mengikuti acara bertajuk Roadshow/Talkshow Sosialisasi Budaya Baca dan Literasi Dalam Rangka Pembudayaan Gemar Membaca di Jawa Timur Tahun 2022, Tema : Membumikan Literasi.

Saya duduk istirahat sejenak di ruang tengah. Sesaat "cenut-cenut" mereda dan panas di wajah akibat terpapar terik menghilang, saya melanjutkan aktivitas salat duhur dan rebahan. Saat rebahan inilah saya ingat ada 1 janji yang harus segera dilunasi. Kawan saya pesan oleh-oleh dari kegiatan yang saya ikuti.

Petualangan untuk berbagi oleh -oleh pun dimulai. Dengan tips 5 W plus 1 H rasanya mudah sekali. Apa yang akan saya bagikan, terpetakan semua. Tak ada satu pun yang tercecer atau ketinggalan. Senang rasanya hati ini bisa berbagi memenuhi janji. Saat kegirangan hati membubung tinggi, dering nada gawai mengagetkan sekali. Kupikir pasti ini kawan yang sedang menagih janji. Saat terbaca nama dalam panggilan " Astaga Pak Kasi! ". Panggilan teleponnya sore ini, telah membangunkan saya dari lelapnya ketiduran. Rupanya rebahan dengan "cenat cenut" di kepala membawa saya melunasi janji hanya di alam mimpi.

Republik Kopi, 7.2.2022
Husnul Hafifah