Dress code

Author
Published Februari 16, 2022
Dress code


Dress code

Di bawah penerangan LED entah apa merknya, kutampak mukanya yang pucat. Sedikit meringis tersungging
pada sudut bibirnya yang kering,
retak-retak serta  mengelupas. Sekitar 2 depa dari tempatku duduk, juga kudengar lirih suara meracau dari seorang ibu. Kuyakin pasti demannya tinggi. Katanya sekujur kulit sakit laksana dicubit- cubit kepalanya sangat sakit.

Aneh jalan pikiranku. Aku yang kala itu  mengantar putri bungsu yang lagi demam, batuk -batuk kecil dan bersin-bersin justru senyum-senyum dalam hati. Ada rasa bahagia bisa jumpa mereka, ngobrol walau sebentar di beranda ruang tunggu. Pertemuan tanpa dinyana di beranda ruang tunggu itu bak reuni kecil. Datang dengan kompak, hadir tanpa undangan. Mereka mendatangi dokter membawa "dress code" nyaris sama. Beranda itu dipenuhi kerabatku.

" Bu!", suara dokter itu membuyarkan lamunanku. Sesaat sebelum menyerahkan obat, dokter itu menyampaikan pesan. Aku ingat betul pesannya agar jangan lengah, tetap bermasker sekalipun merawat anak sendiri. Usai menerima obat kami pun pulang. Berharap semoga putriku adalah pasien terakhir dari keluargaku yang duduk di beranda itu. Malam melarut sepi. Dua hari berikutnya aku pun "berdress code" seperti mereka kala di ruang tunggu itu.

Bondowoso,16.2.2022
Husnul Hafifah



Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021