Catatan Kecil Giat MGMP

Author
Published Maret 13, 2021
Catatan Kecil Giat MGMP
Catatan Kecil Giat MGMP

Untuk pertama kalinya di tahun 2021, Senin 8 Maret 2021 Kegiatan rutin MGMP tatap muka mapel Bahasa Indonesia Jenjang MTs. Kabupaten Bondowoso digelar. Pelaksanaan di MTs. Ataqwa Bondowoso, dihadiri 30 guru mewakili utusan masing-masing madrasah.

Sepanjang tahun 2020 kegiatan rutin bulanan nyaris vakum,  dalam catatan hanya ada 3 kali pertemuan, terakhir kali dilaksanakan November 2020. Larangan membentuk kerumunan guna mencegah penyebaran COVID19 salah satu alasan kegiatan tidak dilaksanakan. 

Ada beberapa catatan menarik dari kegiatan itu. Pertama kepala madrasah selaku tuan rumah, Ahmad Taufiqirrahman, S. Pd atau biasa disapa dengan Ustaz Taufik adalah murid saya ketika di jenjang MTs dulu. Sebagai guru sudah pasti merasa bahagia dan bangga menyaksikan murid yang pernah dididik dan dibimbingnya menjadi orang sukses.

Kedua sambutan yang ramah dan supel kepada hadirin saat itu. Berbagi pengalamannya  disampai dengan bahasa sederhana dan mengalir _semoga bisa menggugah para guru bahasa Indonesia untuk mengikuti jejaknya. 
 
Seperti yang disampaikannya, ustaz Taufik belum genap setahun menjabat sebagai kepala di MTs. Attaqwa, lebih tepatnya sejak Juli 2020. Sebelumnya  Ia adalah guru pengampu  mapel Matematika sekaligus waka Humas di MTsN 2 Bondowoso. Mengenalkan madrasah pada khalayak merupakan salah satu tupoksi humas. Liputan kegiatan madrasah, informasi prestasi siswa baik akademik dan non akademik selalu dituliskan di web madrasahnya kala itu. 

Berdasar catatan prestasi inilah kemudian, menurutnya dijadikan buku karya perdananya. Tujuannya sederhana jika ada orang bertanya tentang madrasahnya ia cukup menyebutkan judul bukunya, agar orang membeli dan membaca karyanya. Sejak 2018 hingga saat ini sudah ada 9 buku karya mandiri yang ditulisnya.

Sebagai kepala di MTs. Attaqwa ia juga mengajak para guru untuk bisa memberikan keteladan pada para siswa, dengan bergabung dalam penulisan buku Antologi maupun karya mandiri. Sedangkan untuk siswa MTs.Attaqwa setiap tahunnya siswa kelas IX, wajib  membuat buku Antologi cerpen dan ber-ISBN. Kebiasaan ini sudah berjalan sejak MTs Attaqwa mengeluarkan alumni pertamanya.

Itulah inspirasi wawasan dari kepala madrasah yang dibagikan pada guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Apa yang disampaikan tentunya tak ada tendensi untuk menyombongkan apalagi membanggakan diri,  tapi semata saling mengingatkan dan saling memotivasi. 

Jika guru dengan berlatar belakang pendidikan Matematika bisa menghasilkan karya buku, bagaimana dengan Anda yang berlatar belakang pendidikan bahasa Indonesia? Sudahkah Anda berkarya? 

Idealnya memang guru bahasa Indonesia lebih banyak menuliskan karya bukan sebaliknya. Namun apa mau dikata. MGMP bahasa Indonesia sudah memprogramkan memproduksi Antologi Puisi sebagai karya perdana. Target akhir 2020 kemarin seharusnya sudah naik percetakan. Sayang hingga saat ini naskahnya belum final. Peserta yang setor tulisan masih jauh dari harapan. Ternyata ketika ditanya mengapa tidak setor tulisan,  kebanyakan mereka takut menulis. Takut tulisannya jelek dan dicemooh. Mengingat anggapan masyarakat guru bahasa Indonesia lebih menguasai tata kalimat dan tatabahasa.

Takut merupakan beban psycologis sebagian besar guru bahasa Indonesia, untuk menulis dan melahirkan karya. 
Rupanya masih perlu pemotivator handal untuk membuang rasa takutnya. 

Sejatinya tak ada satu pun manusia yang sempurna, kesempurnaan itu hanyalah hakiki milik Allah Swt. semata. Mengapa kita menunggu kesempurnaan untuk berkarya? 

Bondowoso, 09.03.21
Husnul Hafifah

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021