Tamu dan Kenangan

Author
Published Maret 20, 2021
Tamu dan Kenangan
Hujan sudah reda saat saya mencoba mengeja segala nikmat yang telah dicurahkanNya sepanjang hari ini. Dari membuka mata hingga akan menutup mata malam ini. 

Alhamdulillah bersyukur  kehadirat Allah atas segala nikmat yang tanpa batas. Nikmat sehat yang tiada tara,  hingga dengannya  saya bisa menikmati dan menjalankan hidup dengan nyaman.

Salah satu nikmat rejeki yang tak disangka hari ini adalah kunjungan sahabat literasi ke  rumah. Jarak yang jauh tak jadi halangan membawa langkah kakinya  menyambung tali silaturrahmi. Bapak Ali Harsojo_ Gurusianer dan salah satu pegiat Rumah Literasi Sumenep (Rulis) pukul 08.00 tiba di rumah ditemani Ibu Dianna Ummijathie ketua Griya Literasi Bondowoso(GLB). Terasa seperti mimpi.

Berawal dari menulis dan ingin bisa menulis yang lebih baik,  Februari 2019 lalu saya ikut pelatihan menulis SaguSabu Mou Kemenag Bondowoso dengan Media Guru. Salah satu manfaat pelatihan itu saya tergabung dalam Gurusiana. Dari Gurusiana inilah saya mengenal tulisan Ali Harsodjo yang lebih kenal dengan nama pena Alee. Tulisan-tulisan sederhana,  ringan dan indah (serindah). Saya senang membacanya,  dan termasuk salah satu folowernya

Perkenalan pun berlanjut ketika teman SMP saya Dianna UmmiJathie membuat grup Wa Griya Literasi Bondowoso (GLB) yang kemudian dijadikan sebagai komunitas walau hingga sekarang masih belum berbadan hukum. Di komunitas inilah pak Alee banyak memberikan arahan dan bimbingan terhadap pergerakan dan pengembangan GLB. 

Kehadiran Pak Alee dan Bu Dianna ke rumah membawa kebahagian tersendiri bagi saya. Saya tidak menyia-nyiakan kehadirannya dengan berdiskusi santai utamanya tentang GLB ke depan, kiat menghidupkan literasi di madrasah, motivasi menulis dll. Bahkan bukan hanya dalam tulis menulis. Beliau juga banyak berbagi kebaikan sesuai kapasitasnya sebagai terapis herbalist, Alumni Sijil Herbalist Asean di Malaysia.

Menurut Pak Alee,  di pekarangan rumah saya kaya dengan tanaman herbal, hanya perlu kepekaan intuisi untuk dapat mengelolanya dengan baik. Dengan tanaman herbal seseorang bisa merawat dan menjaga kesehatannya tanpa ketergantungan dengan bahan-bahan kimia. Sayang saya tidak dikaruniai intusi yang sempurna tentang tanaman herbal yang ada di rumah. 

Namun begitu saya dan keluarga memanfaatkan tanaman yang sudah biasa atau diketahui turun temurun. Baik untuk sayur,  rempah dan obat. Misalnya kenikir,  kemangi, jeruk purut,  jeruk limau, blimbing wuluh,  jahe, sereh, sirih, mengkudu, sirsat dll.  Sedangkan untuk bunga-bungaan hanya dimanfaatkan sebagai penyejuk pandangan mata saja. Padahal bunga -bunga, anggrek,  keladi, dll. bisa untuk obat. 

Rupanya waktu 2 jam belumlah cukup mendiskusikan banyak hal. Perbincangan ngalor ngidul dengan banyak tema itu rupanya harus diakhiri,  walaupun belum berakhir.  Semoga masih akan ada waktu lagi berdiskusi. 
Hujan mulai merintik,  saat mobil jemputan untuk Pak Alee melanjutkan perjalanan datang.  Moment rintik hujan dan payung spektrum pelangi tak disia-siakan. Sesaat sebelum melanjutkan perjalanan beliau pun  melakukan swafoto sebagai cerita kenangan dari rumah saya. 

Pak Alee,  Bu Dianna terima kasih  atas kunjungannya.
 
Kota tape, 20.03.21
Husnul Hafifah

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021