Daring Tak Kenal Liburan

Author
Published April 02, 2021
Daring Tak Kenal Liburan
Foto Kedekatan Kakak Adik (dokumen pribadi) 

Hampir pukul 21.30 tadi malam, dua jejaka saya, no.1 dan no.2 datang. Katanya sih memang janjian.  Anak lanang ke -2 yang kuliah di Malang, menjemput anak no.1 yang kerja di Probolinggo. Alhamdulillah, rumah yang serasa sepi sejak si bungsu diantar ke asrama pekan lalu, kini semarak lagi. 

Ruang keluarga, ruang tamu,  dan kamar tidur yang biasanya tertata rapi, hari ini kembali berantakan lagi. Barang bawaan mereka: tas, hp, laptop, carger hp,  carger laptop, roll meter, baju ganti, bergelatakan selengekan. Kilahnya, "Bukti adanya kehidupan".

Benar juga sih, rumah ditinggal penghuninya serasa sepi, tak ada geliat,  tak ada aktivitas. Kedatangan mereka, di sela-sela kesibukannya bertujuan mengobati  kangen pada rumah dan penghuninya, _khususnya ayah bundanya, saudaranya, lalu masakan rumahnya.  

Bagi anak no.1,  tanggal merah hari Jumat, merupakan hari istimewa. Ia bisa pulang dengan mengajukan cuti di hari Sabtunya. Berlibur di rumah cukup panjang, bisa menginap 2 malam. Di samping kondisi covid, dia memang tidak pulang tiap bulan, perusahaannya menerapkan 6 hari kerja. "Jika pulang tiap bulan kecapaian di jalan", pungkasnya.  

Sementara yang no.2, biasanya pulang tiap bulan,  atau kapan saja dia senggang. Apalagi kuliahnya tetap daring, bisa dilakukan di mana saja, dan kapan saja. Seperti yang diceritakan ketika sarapan tadi pagi. Malam ini  pukul 18.00 Ia masih ada UTS.

"Lho kan libur toh le? " 
"Namanya saja daring Ma, tak kenal liburan, yang penting ada jaringan dan paket data, dan dosennya sempat", imbuhnya. 

Sempat? tanya hati saya. Iya Dosen itu kan guru juga. Hanya beda yang dihadapi. Tugasnya mirip -mirip, mungkin lebih banyak dan berat. Mulai membuat perencanaan , pelaksanan, dan penilaian pengajaran. Belum lagi pembimbingan mahasiswa  skripsi/tesis, pendampingan  KKN dan PPL, penelitian, menyusun laporan  penelitian, menulis jurnal dll. 

Belum covid saja tugasnya sudah berat apalagi dengan kebijakan perkuliahan daring,   tugasnya kian berat manakala personnya belum siap dengan IT. Dosen pun juga perlu terus belajar untuk meningkat kualitas diri, sebagaimana halnya dengan guru. 

Pandemi  covid menghancurkan tatanan kehidupan pada satu sisi. Namun pada sisi lainnya membawa kebaikan, mengetuk kesadaran kita semua untuk cerdas menemukan solusi. Bagi para guru, pandemi covid menjadikannya guru terus belajar, terampil menggunakan IT untuk keberlangsungan pendidikan. 

"Bukan masalah sempat tak sempatnya le!", saya berupaya memberikan pengertian. Ada nilai penting yang ingin ditanamkan dosen pada mahasiswa. Nilai itu membentuk sikap mental mahasiswa agar selalu siaga. Mengokohkan pribadi bermental tangguh, supaya tidak cengeng ketika terjun di masyarakat. 

"Lihat itu Kakakmu,  niat pulang mau berlibur, eh kok ya malah tetap bawa kerjaan kantor."

Daring oh daring !


Bondowoso, 2 April 2020
Husnul Hafifah

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021