Sahur Pertama

Author
Published April 14, 2021
Sahur Pertama


Ada pemandangan berbeda di malam sahur pertama kami. Tahun kemarin malam pertama sahur, penghuni kursi meja makan itu nyaris penuh.  Hanya 1 saja yang kosong, formasi 5 min1. Posisi si sulung kosong dari awal hingga akhir, bahkan lebaran pun hanya vicall. 

Malam ini meja itu kian sepi, hanya berdua, aku bersama suami. Walau sepi , sebagai ibu, aku tetap tenang dan bahagia. Mungkin sudah adaptasi dengan pandemi covid,  hingga rasa was -was jauh dari buah hati tidak seperti Ramadan tahun lalu. 

Si bungsu sudah 2 pekan tinggal di asrama, uji coba pembelajaran tatap muka ( PTM). Alhamdulillah  kabar baiknya dia sehat-sehat dan baik- baik saja. Lega rasa hati ibunya saat teleponan Ahad kemarin ia tampak sumringah dan ceria. Tak perlu khawatir dia tidak sahur. Di asrama banyak teman dan saling menguatkan serta ada ustazah yang mendampinginya. 

Sementara anak tengah jelang senja kemarin kirim wa.

Wee besok dah puasa  selamat menjalankan ibadah puasa ma, Eqi puasa di Malang dulu ya❤️

Pesan singkat itu sudah cukup memberikan ketenangan dan ketentraman wanita yang telah melahirkannya. 

Dan...
Si sulung saat mamanya sedang menunggu pengumuman sidang isbat petang kemarin ia vicall. Senyum mengembang dan sapaan khasnya mengawali. Cerita tentang hilal yang infonya sudah kelihatan di 4 titik jadi hal utama yang disampaikan. Rencana salat tarawih di masjid sekitar kosnya, persiapan saur juga turut jadi topik pembicaraan."Tak perlu dikhawatirkan banyak warung buka jika males masak", imbuhnya. 

Mengakhiri perbincangan  "Mama maafkan kesalahan Adid, salam buat Ayah dan selamat menjalankan ibadah puasa". 

Aku masih duduk tertegun, usai menyiapkan saur untuk suami. Waktu menunjukkan pukul 03.00. Kuraih HP kucoba menghubungi si sulung  dan yang no.2. Alhamdulilah si sulung sudah bangun dan terlihat ia sudah menikmati makan sahurnya. "Nasi putih,  telur ceplok dan kering kentang goreng (kiriman mama bulan lalu)", imbuhnya. 

Percakapan telepon dengan  si sulung berakhir,  namun yang no. 2 masih juga tak ada respon. Aku pasrah, dalam doa semoga Allah membangunkannya. Aku gunakan waktu untuk membaca Alquran. Selang 20 menit terdengar  nada wa beruntun. Benar saja rupanya dia baru bangun. 

Sudah sahur le? Sahur apa?  Pertanyaan beruntun sang mama via wa. 

"Sudah, kurma sama air putih"

Lho kok tidak beli nasi? 
Tidak , Insyaallah  kuat. 

Sang mama pun tersenyum. Ia sadar melaksanakan ibadah puasa itu suatu pekerjaan yang berat bagi yang tidak terbiasa. Apalagi sedang enak-enaknya tidur, harus bangun untuk sahur. Usai sahur menuggu salat subuh, tak mudah dilakukan. 

Namun melihat anak -anaknya bangun menikmati sahur, melaksanakan ibadah wajib dan sunah-sunah di bulan ramadan, Insyaalah , (semoga) semua yang dijalankan ikhlas  semata karena-Nya. Rabbi warubbuka. Sang ibu pun sangat gembira, bahagia! 

Bondowoso, 13.04.2021
Husnul Hafifah

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021