Bersama Anak dalam Maya

Author
Published April 19, 2021
Bersama Anak dalam Maya

 Sahur ke -6 , aku bangun mendekati pukul 3.30. Itu pun dibangunkan suami. Mungkin tidurku yang terlalu larut. Hanya persis 4 jam dari berangkat tidur ke bangun. Beruntung suami siaga,  tanpa menunggu saya yang masih  seremonial di kamar mandi,  dia langsung menjerang air buat kopi, goreng lauk buat sahur sendiri. Menu sahur suami pagi ini nasi, rempelo ati ayam,  sambal kacang pedas level 1 dan lalapan timun. Suami jika sahur memang tak bisa lepas dari nasi dan kopi. Berbeda dengan istri,  cukup air putih dan buah saja. Kadang pisang, kurma, atau pepaya. 

Seperti biasanya, tugas emak dari tahun ke tahun Ramadan membangunkan anak- anak . Membangunkan anak era kekinian berbeda dengan zaman bahula. Ramadan tahun ini membangunkan anak pun ikut -ikutan via daring (vicall grup). Alhamdulillah begitu klik no.wa langsung  terkoneksi. Tak perlu memanggil berulang. Mas Adid dan Mas Eki  sudah sahur, ternyata. Mas Adid sahur lauknya beli katanya hanya menghangati. Mas Eki seperti biasanya telur rebus sama fitbar. Sekitar 15 menit kami ngobrol rasanya senang sekali. Info penutup yang disampaikan tentang agenda hari ini (Ahad), usai sholat subuh katanya mereka akan tidur lagi. 😅😅😅

Hari ini pukul 09.16- 09.30, jadwal telepon si bungsu di asrama. Rasanya  tak sabar menunggu. Ingin segera tahu bagaimana kabarnya. Sejak puasa baru kemarin sore pihak asrama mengirimkan foto-foto dan video kegiatannya. Foto pertama kegiatan pesantren Ramadan.  Satu-satu dari sekian foto saya teliti. Aduh susah sekali. Saya tak berhasil mengenali.  Hingga semua fofo tutas dipantengi si bungsu tak ditemukan. Mukanya sama,  berwajah masker semua. 

Foto kedua kegiatan buka bersama (bukber), nyaris juga saya tak menemukan. Dia memang susah jika di foto,  biasanya tak pernah mau,  harus dipaksa. Setelah lama mencari-cari akhirnya ketemu juga. Tak disangka di salah satu foto, si bungsu ada di depan sendiri,  tersenyum dikulum sembari tangan mengacung jempol. Sungguh marem hati walau cuma melihat fotonya. 

Ketiga video tadarus quran. Video dengan durasi singkat itu, menampilkan sekilas wajah seluruh peserta santri yang ngaji. Lagi-lagi saya tak menemukan penampakan  wajahnya. Nah ini perlu klarifikasi saat telepon nanti. 

Hanya bergeser 1 menit dari jadwal. Pipi cabi dengan senyum mengembang terpampang di layar HP. Disusul salam dan sapa yang membuncah. Kalimat -kalimat meluncur deras menceritakan keseruan berpuasa di asrama. Tak ada kesan sedih atau curhat rindu masakan rumah. Ramadan bersama teman-teman asrama serta ustazahnya, begitu dinikmati. Menu makan buka sahur sudah dalam paket/siswa, diterimanya dengan ikhlas. Tak ada protes suka tak suka dilahapnya.   
 
Baru tiga hari puasa terus "halangan". Untuk batal puasa katanya sarapan pagi, makan jatah sahur,  siang cukup ngemil sembunyi -sembunyi makanan ringan yang di punya. Ketika azan magrib ikut buka bersama. 😋😋😋
Hem seru menikmati buka bersama walau sedang tidak puasa, imbuhnya. 

"Ma jangan lupa jadwal perpulangan tanggal 2 Mei, trus kirimi uang saku ya, uangnya tinggal dikit".

Tak terasa 15 menit berlalu, ia pun menutup teleponnya. 
Alhamdulillah.

Baiti, 6 Ramadan 1442 H
Husnul Hafifah


 



Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021