Kisah Ngeblog
Awal covid-19
Usiaku tak lagi muda, malah sudah lolita plus kala itu. Pandemi covid yang tiba-tiba merebak,mengubah tata cara, aturan, kebiasaan, bahkan budaya yang telah ada.
Penerapan belajar dari rumah, bekerja dari rumah jujur menambah stres tersendiri. Pasalnya saat bekerja dari rumah tupoksi banyak yang terlewati. Kebiasaan tatap muka menuju tatap maya membuat diri tergagap akibat tak menguasai IT.
Untung saja semangat diri tak ikut mati, di sela- sela rebahan dan menganggur hati tergerak untuk belajar lagi.
Berbincang tentang belajar ada kisah yang tetap diingat hingga kini. Pada suatu kesempatan aku membaca flayer pelatihan menulis lewat wag. Awalnya sangsi untuk bergabung. Rasa penasaran akan pengelolaan pelatihan menulis lewat wa adalah magnetnya. Sudah pertemuan kedua ketika aku mulai bergabung dari total pertemuan 24 kali.
Kegiatan diadakan seminggu tiga kali, pelaksaan mulai 18.30 sd.21.00. Kesan pertama yang dapatkan "keren !" Selain pematerinya yang ok, pengaturan juga sip. Seperti pelatihan tatap muka, ada peran moderator, ada pemateri. Ada sesi penyampaian materi ada sesi tanya jawab. Yang menarik dari teknik pelatihan lewat wa adalah pada setting .
Saat paparan materi, wa disetting hanya untuk admin, baru pada sesi tanya jawab setting dibuka untuk semua. Materi pelatihan kadang disampaikan dengan voice, PPT, YouTube atau file pdf. Keunikan lainnya adalah setiap akhir sesi peserta wajib membuat resume. Resume kirim lewat blog dan di share pada grup malam itu juga dan paling lambat sebelum pertemuan berikutnya. Tugas tambahan peserta wajib walking blog dan saling mengomentari.
Di sinilah debar-debar awal pertemuanku dengan blog. Bagaimana tidak berdebar dan panik, kata _blog saja aku baru tahu, tetiba dapat pr menulis langsung di blog. Bimbingan pembuatan dan pengelolaan blog tidak ada materi khusus, hanya diberikan screenshot langkah-langkahnya, itu pun dari "relawan" sesama peserta.
Benar, rasanya ingin menangis saat itu. Walaupun langkah-langkahnya simple Bagiku tetaplah tidak mudah. Harus ada pemandu. Dipandu pun _sekarang bisa, semenit dua menit berikutnya lupa...ha ha. Jika tak sabar pemandunya alamat sakit kepala, gegara darah naik ke ubun -ubunnya.
Covid-19 adalah musibah dunia pada satu sisi tapi pada sisi lain juga ada barokahnya. Keberadaan anak lanang kedua di rumah gegara kuliah online sejenak mengatasi derita emaknya. Dialah penolongnya. Mungkin tak tega melihat kening emaknya berkerut apalagi berlarut larut hingga kusut.
Berbekal screenshot yang kusodorkan jadilah blog ini. Blog yang tak pernah kuotak-atik lagi, selain hanya mengisi dan membagi tulisan hingga kini. Awal belajar mengisi blog tak serta merta bisa sekali jadi. Perlu berkali kali salah. Sukses posting pertama, mau posting berikutnya sudah lupa lagi caranya. Begitu terus berulang. Tak mengapa. Nanti salah akan bosan dengan sendirinya, akhirnya bisa.
Bagaimana kisah Anda? Semoga sama saja!ðŸ¤
Tugas Pelatihan 1 aleepenaku
Bondowoso,15.6.2022
Hadir....koi mana?
BalasHapusAyuk go blogðŸ¤
HapusKeren, tugas 1 sudah terlewati
BalasHapusSedikit turun tensinya bun he he
HapusLuar biasa.. mantap
BalasHapusKenalan dunk😊trims
HapusSukaaaa😘
BalasHapusMakasih mbak Enee can
HapusKeren bana
BalasHapusHa ha ha ternyata suhu....trims buat semuanya hanya Allah yg bs membalas
BalasHapus