Menerbitkan Buku di Penerbit Andi

Author
Published Juli 07, 2020
Menerbitkan Buku di Penerbit Andi

Bimbingan Belajar Menulis Gel 13

Pertemuan ke-15

Hari senin, 6 Juli 2020

Narasumber : Edy  S Mulyanta

                        Penerbit Buku Andi

 

 Bimbingan menulis via wa, sudah memasuki petemuan yang ke-15. Sesi malam ini om Jay mempertemukan kami dengan Pak Edi S Mulyanta, dari pihak Penerbit Andi Yogyakarta. Alhamdulilh   walau   kegiatan ini gratisan, Om Jay  tidak setengah-setengah dalam membina dan mengarahkan kami dalam menulis. Menghadirkan pihak penerbit ini, salah satu bukti Om Jay benar –benar serius . Harapan terindahnya kami tidak sekedar menulis tapi  bisa menerbitkan buku sendiri.Semoga niat baik Om Jay ini akan berjalan sebagimana harapannya.

 Assalamualaikum semuanya, semoga sehat selalu dan  selalu semangat menghadapi berbagai keadaan yang kita alami. Demikian sapa Pak Edi S Mulyanta pada kami, di awal pertemuan malam ini.

Bagi penulis yang ingin menerbitkan buku, wawasan penting lainnya dalam dunia tulis menulis yang harus dipahami adalah seluk beluk dunia penerbitan. Tak berlebihan kiranya kehadiran pihak penerbit dan pencerahannya merupakan momen yang paling ditunggu.

Bagaimana kisahnya?

Berikut ini merupakan uraian  secara lengkap yang disampaikan Pak Edi seputar dunia penerbitan. Menurutnya masalah dalam penerbitan tak ada beda dengan permasalahan yang dihadapi  kami ( para guru ) sebagai dampak dari pandemi yang belum ada kepastian kapan berakhirnya.

Ia secara blak- blakan membuka rahasia-dapur yang berkaitan dengan penerbitannya dari hulu hingga hilir, dengan harapan semoga dapat memberikan sedikit gambaran yang terjadi saat ini. Dunia penerbitan itu sendiri merupakan  dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya. Pada dunia bisnis menurutnya nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada duit atau UUD (ujung-ujung nya duit) dalam hal ini penjualan buku untuk bisnis penerbitan.

 Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini, sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas. Pada bulan Januari 20-Februari 2020 omzet Toko buku masih sangat normal, dan tidak ada tanda-tanda terjadinya pusaran badai yang tidak terduga. Namun setelah Presiden Jokowi mengumumkan masuknya Corona di Indonesia, benih badai besar ini benar-benar telah tersemai, dan membesar dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Menjadikan semua lini kegiatan mendadak terhenti. Laju bisnis yang tadinya masuk di gigi 5, mendadak harus mengerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendah yaitu 1. Dan terkadang harus memarkirkan bisnisnya sementara waktu, sambil melihat keadaan.

 Pemberlakuan  PSBB di beberapa daerah, secara  otomatis  juga toko buku andalan penerbit seperti Gramedia, memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop, artinya terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas  berkisar 80-90% penurunannya. Penutupan autlet, menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.

 Setelah 3 bulan parkir di Pitstop, tampaknya secercah harapan muncul di tengah badai yang tidak menentu, setelah beberpa daerah telah memetakan pandemi dengan baik, dan mencoba berani untuk bergerak. Maka pada bulan juni-juli  ini dapat dikatakan Gramedia sebagai outlet toko buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapi angka di 80% di seluruh Indonesia, ini  berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit untuk memulai New Normal.

 Rebound yang terjadi ini menuntut penerbit untuk dengan cepat memutuskan apakah melaju kembali ataukan menunggu terlebih dahulu keadaan menjadi lebih pasti. Melaju, tentunya butuh dana, sementara roda cash flow hampir terhenti 2 bulan hingga 3 bulan, sehingga gambling keadaan pun terjadi. Banyak penerbit yang telah kehabisan nafas, sehingga tetap memutuskan untuk memarkirkan bisnisnya sambil menunggu keadaan.

 Sementara, penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk mengisi pasar, tentunya akan semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan buku-buku apa yang masih dapat dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.

 Pengalaman penerbit Andi, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Kami beruntung tema-tema yang upto date mengenai virus corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat.

 Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Penerbit mempunyai database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat kita mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, Dan dengan cepat kita meramu materi, kemudian kita launch, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.

 Buku-buku pendidikan, juga kita tetap pertahankan produksinya, karena menurut keyakinannya buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun, sehingga produksi buku kita konsentrasikan ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya. Keputusan-keputusan strategik diperlukan, mengingat ketidak pastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Penerbit Andi  memarkirkan mesin-mesin kami hampir 50%, untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya kami kurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis.

 Banyak hikmah yang didapat kali ini, di sisi penulis, penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi, eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian tertentu. Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada distorsi makna yang sampai ke pembacanya.

Media WA yang dikelola oom Jay ini, seperti yang disampaikannya merupakan latihan yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian penulis dalam mengungkapan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca, diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita

 Menulis dan menerbitkan buku  perlu proses, latihan, dan kemauan. Sehingga komunitas belajar menulis seperti ini, merupakan sarana latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada. Menulis perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kali sehingga penulis akan semakin lihai dalam mengolah kata yang dirangkai dalam tulisan.

 Pak Edy juga menjelaskan bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras, tekun dan berlatih menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk penulis  mulai menulis, karena di dalam blog tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang ditawarkan penulis.

 Penerbit akan selalau melihat sisi ekonomi dalam setiap tulisan yang dikrimkan penulis, sehingga kemurnian keputusannya didasarkan oleh bisnis semata. Terkadang tulisan yang luar biasa, tidak terlihat oleh penerbit. Yang dilihat  business process nya saja, bukan writing processnya.

 Dengan sudut pandang ini, penulis perlu sedikit berempati kepada penerbit yang merupakan penjual komoditas tulisan ini. Empati yang harus dilakukan adalah, mencoba melihat visi misi penerbitannya. Kebiasaan tema-tema yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang biasanya dipampang di toko buku di rak Best Seller.

Perlu ketahui rahasianya bahwa tidak ada buku best seller by design. Atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah buku yang blessing. Konon penerbit Andi pernah melakukan perencanaan matang, untuk membuat buku yang best seller. Kami memilih tema yang luar biasa berbobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di dunia internasional. Kami push pemasaran dengan luar biasa. Akan tetapi hasilnya cukup mengecewakan.

 Laskar pelangi saat awal terbit, penulis tidak menyangkan akan meledak. Di awal pemasarannya, sungguh mengecewakan dan meledaknya karena kekuatan word of mouth, alias dari mulut-kemulut, dari komunitas satu ke komunitas lain. Ada trigger dengan sebuah peristiwa yang tidak disangka-sangka yaitu Muktamar Muhammadiyah-dan terjadilah ledakan viral--menjadikan buku tersebut best seller tidak ada desain awal, tidak ada perencanaan untuk menuju best seller.

 Dengan berbagai pengalaman ini, komunitas senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat kami katakan pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru. Yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit, akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter sendiri dan tentunya di tunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.

Pesan pada kami  “mulai tulisan dengan tema yang  disukai dan betul-betul dikuasai. Tulis dengan terstruktur, dan muat di blog pribadi dan sebarkan di lingkungan teman”.

 Jika sudah Percaya Diri, buatlah proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa berikan alasan mengapa buku tersebut ditulis. Penulis  dapat sedikit "Ngecap" supaya penerbit tertarik dengan tulisannya.

 Penerbit bukan mahatahu,  penerbit  didasarkan pada data historis penjualan. Jadi penerbit itu tidak selalu benar. Penerbit biasanya agak sedikit kurang berani dengan penulis-penulis perintis dengan tema yang berlum terekam di datanya. Sehingga proposal ini sangat perlu  diberi perhatian, untuk menyadarkan penerbit akan tema yang diangkat dalam tulisan. Tulislah rencana penulisannya, dengan target market yang dituju, syukur-syukur jika juga ditawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya.

 Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.  Ke depan media-media selain buku akan semakin banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.

 Sebelum menutup materi dan dilanjutkan dengan tanya jawab, Pak Edy  mengajak kami untuk tetap mendokumentasikan pencarian keilmuan kami  dengan dokumentasi yang terstruktur, pembaca akan dapat mewarisi ilmu para penulis dan bahkan mengembangkannya di kemudian hari. Ilmu  yang ditulis  akan menjadi Immortal tidak lekang oleh keadaan jaman, dan selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita. Dokumentasikanlah dalam bentuk buku akan kami kirimkan ke Perpustakaan Nasional bagian deposit, yang dilindungi oleh undang-undang. Anak cucu kita di masa yang akan datang, akan dapat menelusuri jejak langkah dokumentasi  dalam bentuk tulisan dan menuju keabadian.

 Penerbit Andi setiap bulanya menerima naskah 150-300 judul, biasanya hanya 10-15 presen dari naskah masuk yang bisa diterbitkan. Smua pembiayaan ditanggung oleh penerbit. Setelah buku cetak penulis mendapatkan buku sampel 6 eksemplar. Royalty 10% dari harga jual dan dibayarkan tiap 6 bulan sekali.

Kedepannya penerbit Andi akan membut apps untuk menuliskan proposal sehingga penulis dapat mengajukan proposal lewat gadget. Jika terwujud akan kian memudahkan menampung proposal penulis setiap bulannya. Rencana Kanal e –book akan dibuka melalui google play/google books dengan demikian tingkat penerimaan naskah akan semakin besar melalui outlet e-book.

Sebagai penutup kegiatan malam itu Pak Edi S Mulyanta menyimpulkan bahwa dunia tulis menulis tidak akan mati. Teruslah berkarya bagaimanapun keadaannya, di luar masih banyak pembaca yang menginginkan relung keingintahuannya dari setiap tulisan para penulis, dan penerbit Andi akan mencoba menjembataninya di tengah perubahan jaman yang luar biasa. Semoga!

         
   Penulis : Husnul Hafifah 


9 komentar

  1. Semangat untuk menghasilkan karya bun...

    BalasHapus
  2. Selamat berkarya dg menulis
    Bismillah
    Selasa, 07 Juli 2020, Postingan ke-416. Mohon doanya satu hari satu postingan di blog  www.sarastiana.com

    Metode Pembelajaran Sosiodramawww.sosiodrama.com

    Model dan Metode Pembelajaran http://www.modelpembelajaran

    BalasHapus
  3. Keren Bu resumenya lengkap

    BalasHapus
  4. mntap,
    trus brkarya dgn menulis

    di persilahkan kpd Yth Bapak/ Ibu untuk mmpir jg,
    http://elanjaelanialfatih.blogspot.com/2020/07/resume-kuliahelanpertemuan-ke-166-juli.html

    smg brmnfaat

    BalasHapus
  5. Mantap bun...semangat terus untuk tetap menulis..

    BalasHapus
  6. Mantap ..salut ..inspirasi salam sukses y bu ..

    BalasHapus

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021