Berkorban di Idul Qurban

Author
Published Juli 30, 2020
Berkorban di Idul Qurban


Sebentar lagi , 31 Juli 2020 bertepatan 10 dzulhijah 1441 H. Umat Islam akan melaksanakan Idul Adha atau hari Qurban. Prosesi didahului dengan menggelar sholat Id dan dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban , sebagai wujud ketaatan umat Islam dalam melaksanakan perintah Allah Swt. Sebagaimana keteladan yang dicontohkan Nabi Ibrahim As, ketika diminta mengorbankan putra kesayangannya Nabi Ismail As. Tanpa keraguan sedikitpun Nabi Ibrahim mengorbankan putranya  namun Allah menggantinya dengan seekor Domba.

Pelaksanaan Idul Adha dalam pandemi covid 19 tetap mengikuti protokol kesehatan. Seperti khotbah dipersingkat. Jamaah menggunakan masker, jaga jarak membawa sajadah sendiri, cuci tangan dan memakai saniteser.

Dalam pelaksanaan pemotongan hewan qurban pun juga harus sesuai protokol kesehatan, sebagaimana Fatwa yang dikeluarkan MUI Nomor 36 Tahun 2020 tentang penerapan protokol kesehatan saatmenyembelih hewan kurban, yang tertuang dalam 6 poin protokol. 

Berikut keenam poin dimaksud:
Pertama, orang-orang yang terlibat dalam proses penyembelihan harus saling jaga jarak (physical distancing) dan mencegah terjadinya kerumunan.

Kedua, selama kegiatan penyembelihan qurban berlangsung, panitia pelaksana harus menjaga jarak fisik, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun di area penyembelihan, setiap akan mengantarkan daging kepada penerima, dan sebelum pulang ke rumah.

Ketiga, penyembelihan qurban dapat dilaksanakan bekerja sama dengan rumah potong hewan dengan menjalankan ketentuan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 tentang Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal.

Keempat, apabila memang tidak memungkinkan untuk bekerja sama dengan rumah potong hewan maka penyembelihan qurban boleh dilakukan di area khusus dengan memastikan pelaksanaan protokol kesehatan, aspek kebersihan, dan sanitasi, serta kebersihan lingkungan

Kelima, pelaksanaan penyembelihan qurban bisa mengoptimalkan keleluasaan waktu selama empat hari, mulai setelah pelaksanaan salat Iduladha, 10 Zulhijjah hingga sebelum maghrib pada 13 Zulhijjah.

Keenam, pendistribusian daging qurban dilakukan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Ketika menulis poin keenam saya langsung terbayang pada kenangan  pelaksanaan qurban yang biasa dilakukan oleh salah satu yayasan suatu pesantren. Prosedurenya sudah tertata rapi dan bagus. Ratusan sapi dan ribuan kambing qurban yang ditangani, setiap tahunnya. Pendistribusiannya  menggunakan kupon dan mengantri sesuai jam yang telah dijadwalkan. Namun begitu namanya manusia walau sudah diatur sedemikian rupa kadang suka uyel uyelan dan dorong -dorongan. Memang sih tak sampai ada korban. 

Bagaimana dengan prosesi qurban di pandemi covid 19 ?  bisakah covid mengubah tradisi uyel - uyelan saat antre daging qurban? Semoga saja berjalan sesuai aturan.

Lamunan saya bubar dikejutkan gema takbir dari masjid dekat rumah. Ada rasa haru dan rasa tak menentu dalam pikiran, sulit rasa diungkapkan. Hanya selisih detik, tiba-tiba  dering gawai yang saya gunakan menulis berbunyi. Getaran hati rupanya tersambung dengan buah hati yang sulung. Ekspresi wajah yang tampak di layar gawai  tak seperti biasa.  Senyumnya tampak jika dipaksakan. Dengan kata tercekat, genang air mata yang ditahan si  Sulung membuka suara, dalam kalimat  permohonan yang sama, sekali lagi dia mengatakan " Mama  aku sungkem dulu ya , maaf Idul Adha ini juga belum bisa pulang". 

Aku pun tak banyak berkata -kata. Namun tak ingin mengungkapkan rasa yang terpendam di dada.  Menyadari  lebaran kedua ini rupanya harus tetap  bersabar  dan perlu banyak belajar dari keihlasan Nabi Ibrahim mengorbannkan putranya. Saya harus  belajar mengihlaskan , salaing memafkan, menerima keadaan, mengorbankan perasaan, memendam kerinduan yang  sudah tertahan 4 kali purnama . Semua untuk kesehatan dan keselamatan bersama. Entah sampai kapan!


Selamat Idul Adha 1441, semoga Allah memberkahi kita semua.
"Bukan darah dan daging yang sampai kepada-Nya, tapi ketaqwaan dan kesholehanlah yang akan menunju-Nya"

Bondowoso,30072020
Penulis : Husnul Hafifah
Blog: www.diarynulfah.blogspot.com

3 komentar

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021