Pena Digitalku

Author
Published Juli 27, 2020
Pena Digitalku




Awalnya aku cuek saja setiap kali ada undangan untuk bergabung ke grup WhatsAppnya. Cuwekku pertama. Waktu itu awal covid pikiran masih kacau, stres menghadapi cara hidup yang tidak biasa (WFH, TFH dan LFH ). Jujur sebagai ASN yang terbisa bekerja di lapangan,tiap hari keliling dari satu sekolah ke sekolah binaan  sesuai agenda kegiatan tiba-tiba saja harus bekerja dari rumah,ini tidak mudah butuh adaptasi, mengubah strategi ditambah lagi di rumah ada 2 anak yang harus didampingi dalam kegiatan LFHnya. Kedua aku  tidak percaya begitu saja atau meragukan tentang program yang ditarawarkannya. Masa sih  hari gini ada bimbingan belajar menulis gratis? Via wag lagi, apa iya   bisa efektif. Zuuzonku  juga bertambah ah paling -paling cuma asal -asalan. Begitu keraguanku setiap kali ada tawaran bergabung dalam wagnya. 

Sampai suatu  ketika , kekehku untuk mengabaikan undangan itu mulai memudar. Aku mulai melirik dan tertarik untuk bergabung .Namun begitu masih ada ragu dan malu untuk bergabung. Permasalahannya di undangan chat itu berbunyi bimbingan untuk para guru.  Sementara aku sejak 3 tahun lalu sudah tidak menjabat guru. Selain itu aku adalah ASN kemenag, apa mungkin bisa bergabung dalam wadah kegiatan di bawah PGRI . Itu diantara ganjalan yang membuat hatiku maju mundur untuk  klik bergabung.

Aneh,  risauku ternyata terus berglayut dalam pikiran. Akupun mencoba menghubungi Bu Mila teman wag RVL apa dia ikut kelas menulis. Ternyata dia pun punya pikiran yang sama ada minat bergabung. Dia janji akan memberitahukan info lanjutan jika positif bergabung. Singkat cerita bu Mila menepati janjinya, selang beberapa jam lewat wapri memberi info positif bergabung. Ia menyarankan agar aku japri langsung pada  Om Jay. 

Dengan perasaan sedikit malu akhirnya aku memberanikan diri japri  Om Jay. Dengan kaliamat japrian singkat isinya begini: "assalamualaikum Om Jay, maaf tanya saya bisa tidak ikut bergabung di kelas belajar menulis? Saya ini bukan guru". Tanpa memberi jawaban Om Jay selaku pengelola kegiatan  langsung menggabungkanku dengan grupnya. Alhamduliilah aku  bisa masuk anggota di grub belajar gelombang 12. Ketika itu pertemuan sudah belangsung 1 kali tatap muka. 

Pertama kali masuk grup rupanya sudah banyak postingan resume pertemuan ke-1. Diam- diam aku memperhatikan. Kemudian admin (ibu siti fatimah) meminta pada anggota baru untuk memperkenalkan diri. Selain itu juga mengingatkan bahwa tiap peserta  wajib memiliki alat tulis digital. Alat tulis itu adalah blog.  Aku sendiri belum kepikiran untuk membuat blog. Sehari bergabung di grup itu masih fokus menyimak saja. Baru esoknya saat bu Fatimah mengingatkan kembali agar semua peserta sudah siap dengan alat tulis digitalnya.  Mengingat malamnya ada pertemuan ke- 2. Aku pun jujur mengatakan jika belum punya blog karena belum bisa.#

Dari tutorial pembuatan blog yang dishare Pak Brian, aku mencoba membuat blog. Namun ketika masuk pada penyetingan aku mulai bingung tidak bisa meneruskan langkah lanjutannya. Kendalanya beda tampilan di laptopku, minimnya penguasaan IT, penguasaan bahasa Inggris yang juga minimalis ditambah usia sudah tidak muda lagi sempat membuat kegalauan tersendiri. Beruntung di rumah ada anak jejaka no.2 covid membuatnya kuliah dari rumah. Hikmahnya bisa memandu mamanya ketika kesulitan dalam ber IT. Dengan perjuangan berdarah- darah akhirya aku punya blog. Senang rasanya hati memiliki blog pribadi walau saat itu perlu belajar berkali kali untuk bisa posting dan edit. Tidak cukup sekali dua kali salah  atau lupa. Sebagai mama tentu dimaafkan walau sering lupa dan berkali kali meminta penjelasan yang sama, anak jejakku memaklumi.

Blog pribadiku kuberi nama diarynulfah.blogspot. com. Sesuai namanya  blog ini kujadikan sebagai tempat menampung segala curahan perasaanku dalam berbagai genre tulisan yang aku bisa-tentu harus selalu belajar- seperti puisi, pentigraf, artikel populer,atau kisah harian, yang bisa dipublikasikan . Siapa tahu saja tulisan sampahku bisa bermanfaat bagi pembaca. 

Di blog pribadiku ini, hoby baruku bisa tersalurkan. Aku lebih bebas dalam mengeskpresikan diri dalam tulisan, memotivasiku untuk selalu belajar. Sebagaimana motivasi yang selalu om Jay kibarkan " Menulislah setiap hari, dan buktikan keajiban apa yang terjadi"
 
Satu harapan terbesarku, pada saatnya nanti mudah-mudahan  tulisan yang berserak di blog ini bisa kuhimpun untuk kujadikan buku,sebagai jejak legasy bagi ahli warisku. Semoga!



 
Bondowoso, 27072020
          Penulis Husnul Hafifah
          diaraynulfah.blogspot.com 

3 komentar

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021