Berkorban di Idul Qurban



Sebentar lagi , 31 Juli 2020 bertepatan 10 dzulhijah 1441 H. Umat Islam akan melaksanakan Idul Adha atau hari Qurban. Prosesi didahului dengan menggelar sholat Id dan dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban , sebagai wujud ketaatan umat Islam dalam melaksanakan perintah Allah Swt. Sebagaimana keteladan yang dicontohkan Nabi Ibrahim As, ketika diminta mengorbankan putra kesayangannya Nabi Ismail As. Tanpa keraguan sedikitpun Nabi Ibrahim mengorbankan putranya  namun Allah menggantinya dengan seekor Domba.

Pelaksanaan Idul Adha dalam pandemi covid 19 tetap mengikuti protokol kesehatan. Seperti khotbah dipersingkat. Jamaah menggunakan masker, jaga jarak membawa sajadah sendiri, cuci tangan dan memakai saniteser.

Dalam pelaksanaan pemotongan hewan qurban pun juga harus sesuai protokol kesehatan, sebagaimana Fatwa yang dikeluarkan MUI Nomor 36 Tahun 2020 tentang penerapan protokol kesehatan saatmenyembelih hewan kurban, yang tertuang dalam 6 poin protokol. 

Berikut keenam poin dimaksud:
Pertama, orang-orang yang terlibat dalam proses penyembelihan harus saling jaga jarak (physical distancing) dan mencegah terjadinya kerumunan.

Kedua, selama kegiatan penyembelihan qurban berlangsung, panitia pelaksana harus menjaga jarak fisik, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun di area penyembelihan, setiap akan mengantarkan daging kepada penerima, dan sebelum pulang ke rumah.

Ketiga, penyembelihan qurban dapat dilaksanakan bekerja sama dengan rumah potong hewan dengan menjalankan ketentuan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 tentang Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal.

Keempat, apabila memang tidak memungkinkan untuk bekerja sama dengan rumah potong hewan maka penyembelihan qurban boleh dilakukan di area khusus dengan memastikan pelaksanaan protokol kesehatan, aspek kebersihan, dan sanitasi, serta kebersihan lingkungan

Kelima, pelaksanaan penyembelihan qurban bisa mengoptimalkan keleluasaan waktu selama empat hari, mulai setelah pelaksanaan salat Iduladha, 10 Zulhijjah hingga sebelum maghrib pada 13 Zulhijjah.

Keenam, pendistribusian daging qurban dilakukan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Ketika menulis poin keenam saya langsung terbayang pada kenangan  pelaksanaan qurban yang biasa dilakukan oleh salah satu yayasan suatu pesantren. Prosedurenya sudah tertata rapi dan bagus. Ratusan sapi dan ribuan kambing qurban yang ditangani, setiap tahunnya. Pendistribusiannya  menggunakan kupon dan mengantri sesuai jam yang telah dijadwalkan. Namun begitu namanya manusia walau sudah diatur sedemikian rupa kadang suka uyel uyelan dan dorong -dorongan. Memang sih tak sampai ada korban. 

Bagaimana dengan prosesi qurban di pandemi covid 19 ?  bisakah covid mengubah tradisi uyel - uyelan saat antre daging qurban? Semoga saja berjalan sesuai aturan.

Lamunan saya bubar dikejutkan gema takbir dari masjid dekat rumah. Ada rasa haru dan rasa tak menentu dalam pikiran, sulit rasa diungkapkan. Hanya selisih detik, tiba-tiba  dering gawai yang saya gunakan menulis berbunyi. Getaran hati rupanya tersambung dengan buah hati yang sulung. Ekspresi wajah yang tampak di layar gawai  tak seperti biasa.  Senyumnya tampak jika dipaksakan. Dengan kata tercekat, genang air mata yang ditahan si  Sulung membuka suara, dalam kalimat  permohonan yang sama, sekali lagi dia mengatakan " Mama  aku sungkem dulu ya , maaf Idul Adha ini juga belum bisa pulang". 

Aku pun tak banyak berkata -kata. Namun tak ingin mengungkapkan rasa yang terpendam di dada.  Menyadari  lebaran kedua ini rupanya harus tetap  bersabar  dan perlu banyak belajar dari keihlasan Nabi Ibrahim mengorbannkan putranya. Saya harus  belajar mengihlaskan , salaing memafkan, menerima keadaan, mengorbankan perasaan, memendam kerinduan yang  sudah tertahan 4 kali purnama . Semua untuk kesehatan dan keselamatan bersama. Entah sampai kapan!


Selamat Idul Adha 1441, semoga Allah memberkahi kita semua.
"Bukan darah dan daging yang sampai kepada-Nya, tapi ketaqwaan dan kesholehanlah yang akan menunju-Nya"

Bondowoso,30072020
Penulis : Husnul Hafifah
Blog: www.diarynulfah.blogspot.com

MERACAU


Dalam dingin desir angin tenggara

Bersama guguran ranting dedauan kering

Kau rangkaikan aksara pilu hatimu

Penantian panjang di 13 bulan

13 jam, 13 menit dan 13 detik

Menepi pada penghujung Juli

 

Rindu dan gundahmu kian meracau

Di atas catatan panjang piutang

Yang berbuku-buku

Dari  sembako, kontrakan, SPP, daftar ulang

Tunai dibayar walau sekolah dan kuliah dari rumah

 

Deret hutang kian memanjang

dicontreng pulsa dan paket data

Kepalamu tertuduk  bersama desah

Berselimutkan kesah dan resah

Diterpa  dingin  angin tenggara

 

Bondowoso, 280702020


Pena Digitalku





Awalnya aku cuek saja setiap kali ada undangan untuk bergabung ke grup WhatsAppnya. Cuwekku pertama. Waktu itu awal covid pikiran masih kacau, stres menghadapi cara hidup yang tidak biasa (WFH, TFH dan LFH ). Jujur sebagai ASN yang terbisa bekerja di lapangan,tiap hari keliling dari satu sekolah ke sekolah binaan  sesuai agenda kegiatan tiba-tiba saja harus bekerja dari rumah,ini tidak mudah butuh adaptasi, mengubah strategi ditambah lagi di rumah ada 2 anak yang harus didampingi dalam kegiatan LFHnya. Kedua aku  tidak percaya begitu saja atau meragukan tentang program yang ditarawarkannya. Masa sih  hari gini ada bimbingan belajar menulis gratis? Via wag lagi, apa iya   bisa efektif. Zuuzonku  juga bertambah ah paling -paling cuma asal -asalan. Begitu keraguanku setiap kali ada tawaran bergabung dalam wagnya. 

Sampai suatu  ketika , kekehku untuk mengabaikan undangan itu mulai memudar. Aku mulai melirik dan tertarik untuk bergabung .Namun begitu masih ada ragu dan malu untuk bergabung. Permasalahannya di undangan chat itu berbunyi bimbingan untuk para guru.  Sementara aku sejak 3 tahun lalu sudah tidak menjabat guru. Selain itu aku adalah ASN kemenag, apa mungkin bisa bergabung dalam wadah kegiatan di bawah PGRI . Itu diantara ganjalan yang membuat hatiku maju mundur untuk  klik bergabung.

Aneh,  risauku ternyata terus berglayut dalam pikiran. Akupun mencoba menghubungi Bu Mila teman wag RVL apa dia ikut kelas menulis. Ternyata dia pun punya pikiran yang sama ada minat bergabung. Dia janji akan memberitahukan info lanjutan jika positif bergabung. Singkat cerita bu Mila menepati janjinya, selang beberapa jam lewat wapri memberi info positif bergabung. Ia menyarankan agar aku japri langsung pada  Om Jay. 

Dengan perasaan sedikit malu akhirnya aku memberanikan diri japri  Om Jay. Dengan kaliamat japrian singkat isinya begini: "assalamualaikum Om Jay, maaf tanya saya bisa tidak ikut bergabung di kelas belajar menulis? Saya ini bukan guru". Tanpa memberi jawaban Om Jay selaku pengelola kegiatan  langsung menggabungkanku dengan grupnya. Alhamduliilah aku  bisa masuk anggota di grub belajar gelombang 12. Ketika itu pertemuan sudah belangsung 1 kali tatap muka. 

Pertama kali masuk grup rupanya sudah banyak postingan resume pertemuan ke-1. Diam- diam aku memperhatikan. Kemudian admin (ibu siti fatimah) meminta pada anggota baru untuk memperkenalkan diri. Selain itu juga mengingatkan bahwa tiap peserta  wajib memiliki alat tulis digital. Alat tulis itu adalah blog.  Aku sendiri belum kepikiran untuk membuat blog. Sehari bergabung di grup itu masih fokus menyimak saja. Baru esoknya saat bu Fatimah mengingatkan kembali agar semua peserta sudah siap dengan alat tulis digitalnya.  Mengingat malamnya ada pertemuan ke- 2. Aku pun jujur mengatakan jika belum punya blog karena belum bisa.#

Dari tutorial pembuatan blog yang dishare Pak Brian, aku mencoba membuat blog. Namun ketika masuk pada penyetingan aku mulai bingung tidak bisa meneruskan langkah lanjutannya. Kendalanya beda tampilan di laptopku, minimnya penguasaan IT, penguasaan bahasa Inggris yang juga minimalis ditambah usia sudah tidak muda lagi sempat membuat kegalauan tersendiri. Beruntung di rumah ada anak jejaka no.2 covid membuatnya kuliah dari rumah. Hikmahnya bisa memandu mamanya ketika kesulitan dalam ber IT. Dengan perjuangan berdarah- darah akhirya aku punya blog. Senang rasanya hati memiliki blog pribadi walau saat itu perlu belajar berkali kali untuk bisa posting dan edit. Tidak cukup sekali dua kali salah  atau lupa. Sebagai mama tentu dimaafkan walau sering lupa dan berkali kali meminta penjelasan yang sama, anak jejakku memaklumi.

Blog pribadiku kuberi nama diarynulfah.blogspot. com. Sesuai namanya  blog ini kujadikan sebagai tempat menampung segala curahan perasaanku dalam berbagai genre tulisan yang aku bisa-tentu harus selalu belajar- seperti puisi, pentigraf, artikel populer,atau kisah harian, yang bisa dipublikasikan . Siapa tahu saja tulisan sampahku bisa bermanfaat bagi pembaca. 

Di blog pribadiku ini, hoby baruku bisa tersalurkan. Aku lebih bebas dalam mengeskpresikan diri dalam tulisan, memotivasiku untuk selalu belajar. Sebagaimana motivasi yang selalu om Jay kibarkan " Menulislah setiap hari, dan buktikan keajiban apa yang terjadi"
 
Satu harapan terbesarku, pada saatnya nanti mudah-mudahan  tulisan yang berserak di blog ini bisa kuhimpun untuk kujadikan buku,sebagai jejak legasy bagi ahli warisku. Semoga!



 
Bondowoso, 27072020
          Penulis Husnul Hafifah
          diaraynulfah.blogspot.com 

Menulis Selancar Berbicara


 

Kebanyakan orang  tidak akan percaya  jika menulis itu dikatakan selancar berbicara. Bagaimana  dikatakan selancar berbicara  kenyataannya ketika seseorang berbicara deras seperti aliran air, saat diminta untuk menulis, mereka  rata mengatakan  tidak bisa, tidak tahu akan menuliskan apa. Ada juga yang mengatakan tidak menemukan ide. Terkadang juga tengah menulis tiba - tiba berhenti, macet tidak bisa menyelesaikan tulisannya. Akhirnya berjam-jam pun tidak menghasilkan apa-apa . Menulis satu paragraf pun katanya sulitnya luar biasa.

 Sebagian lagi ada orang langsung memvonis dirinya dengan ucapan "saya tidak bisa menulis , saya tidak berbakat" Apa iya tidak bisa menulis ? Anda Lulusan S1 ? Ketika kuliah tentunya tiap matkul ada tugas  berkaitan dengan tulis menulis. Seperti makalah, proposal, resume  dsb. Coba kalkulasi jika 1 matkul ada tugas makalah 1 semester 3 saja,  tiap makalah 10 lembar misalnya berapa lembar jumlah tulisan yang sudah diihasilkan? Jika Anda mengatakan tidak bisa inilah yang semestinya dipertanyakan. Apa peran Anda sebagai mahasiswa kala itu? Spesialis copaskah , penyedia kertas ataukah penanggung jawab foto copy? Terus bagaimana juga dengan skripsinya? Ha ha tak perlu dijawab ya itu privacy Anda.

Menurut pakar neurolinguistic bahwa setiap manusia itu di batang otaknya sudah dibekali dengan saraf linguistik atau saraf kebahasaan . Saraf kebahasaan ini untuk  berbicara dan juga menulis. Hanya saja pada kenyataannya manusia lebih mengoptimalkan saraf berbicaranya. Sehingga saraf menulisnya tidak berkembang secara optimal. Coba perhatikan Anda atau di sekitar Anda. Seorang ibu atau pun Bapak bisa berkata-kata panjang lebar saat mengungkapkan uneg unegnya, kemarahannya. Bapak memarahi anak, istri memarahi suami contohya, dan itu semua jika diconvert ke dalam tulisan akan berlembar lembar jadinya. Atau Bapak ibu guru misalnya bisa ngobrol berjam- jam dengan siswanya ,sampai lupa waktu jam pelajaran habis, padahal materi belum tersampaikan. Ha ha indahnya kebersamaan bersama mereka, pasti hari ini bapak ibu sekarang merindukan suasana kelasnya, covidlah penyebabnya.

Kembali pada topik pembicaraan

 Anda yang masih bersikukuh bahwa menulis itu sulit atau tidak berbakat menulis maka mulai sekarang stop mengatakan seperti itu.  Anda yang tidak bisa menulis pun selagi mampu mengeluarkan kata-kata , dengan kecanggihan alat teknologi maka ketika berbicara sekaligus  akan bisa mengahasilkan tulisan. Bagaimana caranya . Mudah saja  di era digitalisasi apa sih yang tidak bisa. Dengan kecerdasanya  manusia mampu menciptakan alat alat yang bisa memberikan solusi akan permasalahan yang dihadapi manusia. Jadi bagi yang merasa mengalami kesulitan dalam menulis, sekarang sudah tersedia  alplikasi praktis menulis semudah berbicara atau menulis semudah tersenyum .

Apa itu aplikasinya?

Bisa jadi Anda juga sudah mengenal sebelumnya. Aplikasi menulis ini banyak versinya. Ada speechnotes misalnya. Namun bukan itu yang akan saya perkenalkan. Jujur aplikasi ini menurut saya lebih praktis dan tidak ribet dalam menggunakannya. Jadi misalkan Anda ketika di mobil, atau ketika rekreasi atau saat jalan- jalan tiba -tiba dapat ide untuk menulis. maka  aplikasi ini adalah solusinya. Ia bisa menyimpan tulisan semudah berbicara. Anda bisa melakukan pengeditan, mensahre secara langsung  ataupun Anda simpan, melalui aplikasi writer plus.

Bagaimana caranya ?

Ayo ikuti langkah-langkahnya , pertama Anda berkunjung ke Playstore. Kedua cari aplikasi si writer Plus . Ketiga download aplikasinya kemudian install. Keempat klik tanda + di pojok kanan bawah. Kelima cari simbol mikropon, tekan sampai warna hijau toska. Keenam mulailah Anda berbicara, ekpresikan apa saja. Keenam pelajari simbol simbol menu yang ada di pojok kanan atas. Ketujuh simbol titik 3 di pojok kanan atas, pilih sesuai keinginan Anda dan ikuti langkahnya. Jika ingin menshare jangan lupa pilih texs dulu.

Selesai!

Menulis di era digital selancar berbicara. Aplikasi sudah tersedia, signal dan paket data kuncinya. Apa lagi alasannya Anda tidak menulis? Yuk menulis!

 

Salam literasi

Bondowoso, 25072020

Penulis : Husnul Hafifah

 

# trima kasih Ibu sri Melni atas share ilmunya.

#mempraktikan ilmunya.

#Belajar menulis via wag Bersama Om Jay

# Pertemuaan ke-24


Salah Sasaran

 

Menyimak setoran hafalan si bungsu saja di betah -betahkan. Berat rasanya pada kedua kelopak mata, bawaannya ingin mengatup saja. Padahal ingin rasanya untuk istiqomah mengikuti sunnah, minimal surat Al Kahfi tiap malam Jumat. Tak bisa dipaksakan juga. Mungkin kebanyakan asupan karbo penyebabnya saat berbuka tadi. Nasi kuning buatan  adik duet sama ibu, yang disuguhan berbuka tadi. Rasanya nikmat sekali. Sampe lupa diri jika sudah malam tak boleh lagi kebanyakan makan karbo dan kelas berat lainya. Habis gimana lagi sayang mereka sudah bela -belain masak nasi kuning jika tidak termakan.

"Tidur saja dulu lah ma!" , anak jejaka no.2 dengan bijaknya menyarankan. Ok juga sarannya. Bleg set! Tahu -tahu saat buka mata jam dinding sudah di angka 22.30.  Tiga jam terbuai di alam mimpi berlalu seakan begitu saja. Ingat belum sholat isya segera beranjak ke kamar mandi. Wudu, sholat isya dan sekalian sholat malam, lanjut surah Al Kahfi. Semua beres dilalui. Mau lanjut ke  alam mimpi sesi 2 mata masih tak mengantuk lagi. Terlebih ingat akan janji suci, komitmen menulis tiap hari. Hari ini belum terpenuhi.

Kuraih gawai dengan maksud menunaikan janji suci, sambal mikir mau nulis ide apa hari ini. Hati  menuntun untuk membuka wag Rumah Virus Literasi. Biasanya dari sana kutemukan banyak inspirasi. Aha, jemariku berhenti pada sebuah chat berbunyi terima kasih Bapak @Ngainun Naim, sangat mencerahkan. Spontan jari ini mengeklik, dalam pikirku  "wah ini pasti bisa dibuat inspiras". Kok lama sekali  ya, kata tanya dalam hati menyeruak. Apa yang dipikirkan  tak jua muncul . Astagfirullah ! dengan kaget sampai gawai mau lompat. Rupanya bukan blognya yang saya klik. Sadarnya saat mendengar bunyi  dering gawai menunggu panggilan. Begini rupanya jika sensor otak tak berkoordinasi dengan motorik.  Adrenalinku teruji. Panik  berbaur malu yang sulit dilukiskan. Rencana menulis pun berantakan dan bubar. Lari menuju peraduan dalam komat- kamit semoga yang merasa terpencet gawainya tengah malam itu tak salah persepsi. Dan Esok pagi ketika membaca tulisan ini bisa tertawa geli.

Salam literasi!

Bondowoso, 24072002


Menulis Buku Semudah Chating?


 Menulis itu mengespresikan apa yang ada di jiwa, maka ungkapkanlah apa adanya!

Sebagian  orang  mungkin akan meragukan  judul tulisan saya jika tanpa tanda baca. Itulah mengapa sekalian pada akhir judul itu saya beri tanda tanya. Adalah sebuah kewajaran jika Anda meragukannya, saya pun juga sama. Bagaimana menyusun buku yang tulisannya berlembar lembar halaman dianggap semudah chating, menulis satu paragraf saja ampun susahnya. Begitukan kata  hati Anda?

Saya sendiri saja ,juga perlu mikir ekstra untuk bisa membuat tulisan, fokus cari ide, ketemu ide mikir lagi dari mana ya memulainya. Ketemu titik mulanya eh tengah tengah ngadat, mikir lagi , ketemu sambungannya  ternyata perlu berjam jam tuk sekadar hasilkan tulisan 3-5 paragraf. Selesai nulis leganya luar biasa. Benar- benar merasakan eforia bagaimana plongnya lolos dari rumitnya menulis, kesimpulan saya  menulis tidaklah mudah.

 Lalu bagaimana ceritanya tiba- tiba saya mengangkat judul yang sangat bertetangan dengan pengalaman saya ? Rumusnya darimana? Mau tau aja apa mau tau banget? Kasih tau nggak ya? Ok buat yang mau tahu banget ayo lanjut membacanya.

Judul tulisan ini saya copas _hanya ditambah tanda tanya_dari materi Bimbingan Belajar Menulis di;pertemuan ke-21 , pada Jumat malam 17 Juli 2020 lalu. Materi malam itu menurut saya sungguh istimewa. Belajar menulis gratisan namun narsumnya adalah salah satu pemotivator top Indonesia. yaitu Bapak  Amir Faisal adalah Praktisi Bisnis dan konsultan marketing beberapa perusahaan Gogreen Industry. Certified on Creation of Enterprises, International Certified on Dynamic Coaching NLP (Neuro Linguistic Programming), lisenced from California, dengan Coach Syaiful Bahri dan Stefanus Izaac Tamsil, salah satu dari sembilan belas orang di seluruh dunia yang mendapat Lisenced dari Robert Dilt (Developer of The Original NLP), Certified on Persuassive Communication dari Ronny FR ( International Coach Lisenced of Richard Bandler), Certified on Basic Multiple Intelligence dan Certified on Quantum Learning by Bobbi DePorter.  Selain menjadi Business Coach, trainer / praktisi  NLP, juga aktif di Kadin Komite Timur Tengah serta menjadi Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Asprindo.

Hingga kini beliau sudah mempublish 14 buku yang diterbitkan oleh Gramedia Group,  Change, Farisma Publishing dll. Jika pembaca ingin mengenal lebih dekat tentang beliau, inilah contact Person yang bisa dihubungi : 08157698288 WA atau melalui  E-mail : mrfaisal36@gmail.com, dan Fans Page : Klik Trainer Amir Faisal pada modus pencari teman di Face Book.

Faisal Amir bukanlah sosok yang  berlatarbelakang  dunia tulis menulis ataupun dari dunia pendidikan. Namun dia sejak awal adalah profesional marketing dari suatu perusahaan selama 8 tahun lalu risain. Mendirikan perusahan sendiri juga sama 8 tahun lamanya. Merasa lelah dengan pekerjaan di perusahaan sendiri ia kemudian putar haluan. Bekerja sebagai konsultan.

Dunia baru yang ditekuninya membuka kesadarannya, bahwa jika  ingin dikenal banyak orang secara nasional maka ia harus melakukan personal branding. Salah satu cara personal branding adalah melalui tulisan. Ia pun menulis sebuah buku, dan bukunya langsung diterima di penerbitan skala nasional yakni Gramedia. Dalam kurun waktu 2 bulan bukunya laris manis dan best seller. Dan benar saja dari Buku pertamanya berjudul "Menyiapkan Anak Menjadi Juara " akhirnya beliau di kenal masyarakat secara luas, dan karirnya sebagai konsultan kian melesat cemerlang diundang berbagai kalangan untuk memberikan berbagai pelatihan.

Bagaimana Konsep Menulis Semudah chatingan?

Melalui vidieo you tube yang kedua Ia menceritakan bahwa ketika sedang mengikuti pelatihan Leadership bersertifikat Internasional, teman peserta perempuan, seorang Dr. Dosen Fakultas Psikologi menanyakan “Kenapa Anda kelihatan begitu mudah menulis buku, dan bisa lolos di Gramedia, sedangkan saya sudah berkali-kali mencoba menulis buku, tetapi selalu gagal?"

Dari sharing  sang Dosen itu akhirnya Pak Amir tahu bahwa si Dosen dalam menulisnya masih terkunkung dengan berbagai penerapan aturan sebagaimana dunia akademisi yang digelutinya. Seperti kajian teori ilmiah, khawatir tulisannya tidak mencerminkan jika dirinya sebagai akademisi. Opsi yang sarankan  pada sang Dr itu adalah nulis atau fungsi akademisi? "Jika menulis yang menjadi pilihan maka ubahlah  mindset Anda!"

Bongkar Minset Tak PD dalam menulis.

Berdasar sejarah penulisan sejak zamannya Aristoteles dkk, para pujangga, menulis itu bagi mereka merupakan ekspresi jiwa, mengeluarkan beban batin.

Menulis menghilangkan stres "free writting" Kebebasan menulis, menulis tanpa tekanan tanpa ada hambatan apa pun. Lepaskan pikiran anggapan menulis itu sulit! Ubahlah dengan minset bahwa menulis itu gampang.

Praktikkan!

Manusia memiliki batang otak yang bisa terbuka dan tertutup secara otomatis. Ketika ada tekanan syarat di batang otak akan menutup sebaliknya jika happy akan terbuka. Demikian halnya dalam menulis jika kita happy melalukannya maka tulisan yang dihasilkan akan lancar mengalir.

 Manusia secara kodrati sudah dilengkapi dengan syaraf kecerdasan linguistik baik secara oral dan tulisan di tempat yang sama. Hanya saja manusia sering tidak mengoptimalkan keduanya. Manusia cenderung mengotimalkan kecakapan linguistik melalui oral atau berbicara.

Contoh ibu-ibu bisa memarahi panjang lebar suami , anak atau membicarakan orang lain dengan kata-kata. Mulai sekarang stop kemarahan Anda lewat kata-kata, tapi pindahkan ke tulisan/ gunakan jemari. Tuliskan segala rasa dan uneg uneg seperti melakukan chatingan pada wa.

Maka mulai hari ini, menulislah melalui:

1. Ungkapkan hal hal negatif, seperti kemarahan, uneg negatif pada seseorang

2. Ungkapkan hal hal positif atau kebaikan dari orang orang dekat anda, suami, istri, anak, atau kawan   -  kawan Anda.

3.Tulislah impian Anda.

Tuliskan apa saja tentang impian Anda misalkan tahun 2025  menjadi penulis buku terkenal. Ekpresikan ke dalam tulisan Anda sedang melakukan aktivitas apa terkait kesuksesan itu.

Siapapun Bisa Jadi Penulis

Ya, semua orang bisa jadi penulis. Lakukan tips dibawah ini :

               1. Mulai hari ini, Stop Copas, karena itu akan membunuh kreatifitas Anda dalam menulis.
                   2. Jika Anda makan tiga kali sehari, maka buatlah tulisan minimal sehari juga tiga kali.
                   3. Tulis detik ini juga, apa yang ada di kepala Anda, misal tulislah tulisan pendek dengan judul misalnya,  
                       “Kenapa aku minder menulis
                   “Kenapa Aku Merasa Bodoh dan Orang Lain Pintar?”  
                    “Group WA Ini Bikin Bete, Tapi Aku Butuh”
                   4. Upload Tulisan Anda Jika Anda yakin bisa menambah rasa percaya diri dan Passion menulis Anda
                   5. Simpan dan Baca Sendiri jika tulisannya menekan dan membuat Anda kurang percaya diri jika diupload, tetapi
                        sebaliknya bisa menghibur Anda.

Teruslah menulis dan jangan berhenti hingga gen myelin di thalamus menyempurnakan Anda menjadi penulis andal. Hal itu secara alamiah akan terjadi dengan sendirinya jika Anda sudah mencapai 10.000 jam terbang.

Demikian gambaran mengenai materi menulis buku semudah chatingan bersama Bpk Faisal Amir. Semoga Manfaat. Selamat memraktikkan!

  Penulis Husnul Hafifah 
              ASN Kemanag Kab. Bondowoso 


Enam Langkah Menulis Man Jadda Wajada

Resume Belajar Menulis Gel 12

Via Wa Bersama OM Jay

Pertemuan Ke- 22, Senin 20 Juli 2020


Man Jadda Wajada “ siapa bersungguh-sungguh  ia akan berhasil

Kata mantra sakti yang pertama kal ia dapatkan ketika   nyantri di pondok pesantren Gontor. Man Jadda wajada , akhirnya benar -benar  mengubah hidupnya , perjalanan setelah 20 tahun keluar dari pondok menyadarkan betapa-kata kata itu memiliki pengaruh hebat jika dimanfaatkan dengan baik.

Pepatah arab ini dipadunya  dengan prinsip manajemen  modern dan diikatnya menjadi buku  dan materi pelatihan. Buku Man jadda wajada mengantarkannya menjadi penulis buku dan motivator man jadda wajadda. Membawanya keliling ke -33 provinsi kecuali Papua diundang memberikan pelatihan pelatihan, Ia masih menaruh harapan besar ketika usai Covid nanti bisa berkunjung ke Papua.

 Siapakah dia ?

Perkenalkan, nama saya Akbar Zainudin, saya adalah trainer dan motivator Man Jadda Wajada. Pekerjaan saya sehari-hari adalah mengajar. Memang tidak ada lembaga tetap, karena saya mengajar di berbagai lembaga sebagai trainer. Terkadang mengajar di sekolah, pesantren, perguruan tinggi, instansi pemerintah, dan juga swasta. Materi yang saya kuasai berkisar pada motivasi; motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi bekerja, motivasi mengajar, motivasi berwirausaha, dan motivasi hidup.

Demikian kalimat perkenalan yang disampaikan oleh narasumber  pelatihan menulis episode ke -22, tanggal 20 Juli 2020. Saya tak pernah menyangka sebelumnya, jika disisa umur ini masih diberi kesempatan bertemu dengan penulis hebat Man Jadda Wajadda. Rasa syukur terdalam saya kepada Allah swt,  semoga pertemuan secara daring via Wa dengan seorang penulis buku best seller ini akan banyak memberikan manfaat. Saya mengetahui buku Man Jadda Wajada ini sekitar 20 tahun lalu ketika masih menjadi guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Bondowoso melalui seorang guru Bahasa Arab. Saya sempat membaca sekilas, membaca cepat dari kerangka buku itu, juga sebagian kecil  isi dari artikel yang ada. Jujur waktu itu saya mengakui isinya memang bagus dan sangat memotivasi. Memberi inspirasi dan memotivasi semangat kepada para pembacanya.

Dalam pertemuan sekitar 2 jam itu Sosok Akbar Zainudin dengan telaten dan terinci memberikan tips atau langkah-langkah dalam menulis buku. Inilah paparan materi diberikannya.

Ada 6 Langkah dalam menulis buku, yang disingkat menjadi TOJTRP

1.       Langkah 1. T : tema

 setiap buku memiliki tema besar, baik buku fiksi ataupun non fiksi.  Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Kalau bukunya, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau Ahmad Fuadi, Novel tentang impian, pesantren dan kerja keras. Habibur Rahman “ ayat ayat cinta” tentan romatisme relegi dst.Untuk penulis pemula, mengingat menulis itu terkait dengan branding maka saran yang diberikan “ sebaiknya berusahalah focus pada satu tema tertentu dulu, agar pembaca mengenal kita akhli di bidang apa.

2.       Langkah 2. O :  OUTLINE atau DAFTAR ISI.

       Memiliki fungsi antara lain 

  1.        Agar tulisan kita terarah. 
  2.        Bisa buat jadwal dan target.
  3.        Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
  4.        Agar bukunya selesai

Menulis buku tanpa  ada daftar isi, akan sulit buku untuk selesai.  Salah satu hal penting yang sering diabaikan orang, merasa sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya. Meskipun banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.

Bagaimana Membuat Outline?

Untuk buku nonfiksi outline  dikembangkan melalui prinsip dasar 5 W dan H

What: terkait dengan pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis dsb

Why: berisi tentang alasan mengapa buku ini ditulis ,tujuannya apa dan manfaatnya apa.

How : berbicara tentang bagiamana, tips dan trick, strategi, langkah-langkah dsb.

Sedangkan where dan when bisa tidak digunakan.

Contoh : Tema Santri dan Menulis

What

  1. Santri dan keterampilan menulis
  2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis
  3. Para ulama dan karya mereka di masa lampau
  4. Dan seterusnya

WHY        

  1. Santri Harus Menulis
  2. Tujuan menulis
  3. Tantangan Mengapa santri menulis
  4.  dst

              How

  1. Bagaimana cara menulis
  2. Bagaimana membangun disiplin menulis
  3. Tip dan trick menjadi penulis
  4. dst

Bagaimana Membuat Outline untuk buku Fiksi

Pertama: WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya.

Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.

Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.

Kedua: Karakter

Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.

Ketiga: Plot atau Alur Cerita.

Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya. Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya saya menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi.

Apakah wajib? Tidak harus. Tetapi kalau saya pribadi, ini harus ada. Biar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.

 CONTOH OUTLINE

 Buku  "Man Jadda Wajada". Buku ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup. Dikembangkan dari konsep dasar 5W dan 1H.

Biasanya dimulai dengan WHY. Jika terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:

  1.  Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.
  2.  Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
  3.  Apa tujuan hidup seseorang?
  4.  Mengapa orang harus berubah?
  5.  Darimana perubahan itu bisa dimulai?
  6.  Apa saja yang harus diubah?

Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.

Hal-hal yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:

  1.  Apa itu sukses?
  2.  Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
  3.  Potensi diri, kelebihan dan kekurangan
  4.  Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan

Setelah why adalah How, berisi tentang bagaimana, strategi, langkah-langkah dan trik juga action.

Penjabarannya:

  1. Bagaimana bermimpi besar
  2. Bagaimana membuat rencana ( action plan)
  3. Bagaimana berani memulai
  4. Bagaimana menjadi kreatif
  5. Membangun momentum berubah
  6. Kapan harus memulai?

Buku lain karyanya yang  dibedah Daftar Isinya adalah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA.Karena itu, buku ini sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.

 Diuraikan melalui WHAT, WHY, dan HOW.

  1.  Apa itu sukses.
  2. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
  3.  Kisah-kisah sukses alumni pesantren.
  4. Sukses itu apa menurut pesantren?
  5.  Bagaimana caranya agar kita sukses?
  6.  Apa yang harus kita lakukan mulai dari sekarang?

Dari poin-poin itu  dijabarkan lebih detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu  tuliskan satu per satu, maka jadilah buku " Ketika Sukses Berawal dari Pesantren” buku ini laris sudah terjual 25.000 eksplar. Fantastis!

CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB

Satu lagi, bukunya yang  dikhususkan untuk panduan menulis buku, judulnya "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari".

Buku ini merupakan rangkuman best practices Akbar Zainudin sebagai penulis sekaligus motivator andal yang ingin ditularkan kepada saya

Rahasia Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum lengkap dalam buku ini. Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku ini. Jika Anda serius mempraktikkan isi buku ini, dijamin Anda akan menjadi penulis sukses hanya dalam 180 hari!

"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’! (Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior saya di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat menulis dari proses menangkap ide sampai menerbitkan buku  yang bagus dan laris manis”_ ahmad Fuadi, Penulis Novel Best seller Negeri 5 Menara. Bla, bla endorsmen dari para penulis dan penerbit lainnya.

Buku UKTUB memiliki beberapa bagian besar :

  1. Sikap mental
  2. Motif menulis
  3. Mencari ide
  4. Apa yang ditulis
  5. Bagaiaman menulis
  6. Mengenal pembaca
  7. Mengenal penerbit

Saran yang higly recommended Anda membeli, mempelajari dan mempraktikan apa yang ada di buku ini. Biar lebih serius lagi dalam belajar menulis buku. Ok ? Yuk pesan he he.

3. Langkah ketiga adalah J : Jadwal Penulisan.

Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai.Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

CARA MEMBUAT JADWAL

 Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan

  1.  Isi Nomer
  2.  Isi Judul Artikel
  3.  Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
  4.  Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
  5.  Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.

 Jadwal menulis ini menentukan. Kalau ada jadwal, kita bisa mengacu pada jadwal tersebut dan bisa mendisiplinkan diri sendiri. Karena kita tahu di mana akhirnya, kapan draft naskah kita akan selesai. Kalau tidak ada jadwal, kita tidak pernah tahu perkiraan draft naskah kita kapan selesai.

4. Langkah keempat adalah T: Tuliskan

Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

5. Langkah kelima adalah R,  REVISI.

Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi.

  1.  Apa saja yang direvisi?
  2.  Data dan informasi yang kurang.
  3.  Tata Bahasa
  4.  Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
  5.  Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

6. Langkah keenam adalah kirim ke penerbit.

Apa yang mejadi pertimbangan penerbit?

Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.

Apakah pembaca butuh buku kita?

Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?

Buku kita menjawab kebutuhan apa?

Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.

Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

Demikianlah penjelasan tentang langkah-langkah menulis buku, untuk sesi tanyajawab, saya tidak menuliskan di sisni sebagai pengganti  bisa klik link : https://youtube./kF-Qhfq2MO8

Closing statement

Menulis itu tentang  latihan. Bukan bagaimana Anda tahu bagaimana menulis sebanyak-banyaknya tetapi bagaimana Anda berlatih sebanyak-banyanyak.

Semakin banyak berlatih, tulisan kita akan semakin abaik. Itu saja kuncinya. Mulailah dengan tekat yang kuat untuk memperbaikai nasib dan hidup kita, serta untuk bermanfaat bagi orang banyak.

Ikuti dengan membuat outline dan jadwal menulis lalu konsisten menulis setiap hari. Insyaallah hidup dan nasib kita akan berubah. Bismillah, malam ini jadikan momentum,kita naik kelas dan melesat lebih tinggi. Mudah mudahan bermanfaat. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekali lagi terima kasih Om Jay, Ibu Sri dan rekan-rekan sekalian yang luar biasa.

Kehormatan besar bisa berbagi dengan Bapak Ibu sekalian. Sampai ketemu di lain kesempatan.

Salam Man Jadda Wajada

Coach Akbar Zainuddin

Wassalamualaikum warahmatullahi wabararakatuh


KENANGAN DI ATAS BATU BERSAMA ( PUISI ) SAPARDI DJOKO DAMAONO


Usai telepon dengan anak sulung sekitar jam 10-an tadi pagi, saya menemukan wapri dari adik bungsu yang tinggal di Bandung. Ia mengirimkan link detik.com. Tanpa pikir panjang langsung saya mengeklik, dan muncul  judul dengan tulisan dalam fon ukuran bersar berbunyi Sapardi Joko Damono Meninggal Dunia.

“innalillahi waiinna ilahi rojiiun. Telah meninggal dunia Satrawan besar Indonesia Prof. Dr Sapardi Djoko  Damono. Infonya beliau meninggal dunia di Eka Hospital, BSD pada hari Minggu (19 /07/2020 pukul 09.17.

Ternyata setelah saya buka chat dari beberapa grup yang ada di gawai , isinya juga sama postingan berita duka kepulanganya. Sebagai sesama muslim saya pun mendoakannya ,semoga beliau husnul khotimah, Allah ampuni segala kesalahan serta dosanya , keluarga yang ditinggalkan  diberikan kesabaran yang luas aamin. 

Dari berita online yang saya ikuti ucapan duka dan doa belasungkawa pun terus mengalir di linimasa  dan menjadi trending topic di twitter. Banyak unggahan postingan yang menggambarkan patah hati terdalam dari fannya ( fiersa Besari). Berikut di antaranya:


 

 

 

 

 

 

 

Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940 – meninggal di Tangerang Selatan, 19 Juli 2020 pada umur 80 tahun) adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. SDD dikenal sebagai penyair yang orsinil dan kreatif. Berbagai puisinya diungkapkan dengan sederhana  namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, karyanya dikagumi  berbagai kalangan  baik sastrawan maupun khalayak umum ( wekipedia)

Beberapa karya puisi yang dikagumi banyak orang diantaranya adalah di bawah ini. Lihatlah bagaimana penyair Sapardi Joko Damono dalam mengeskpresikan kalbunya. Pemilihan diksi yang sederhana, rima yang indah namaun memliki kedalaman makna yang kuat .

 

Yang fana adalah waktu. Kita abadi

Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga

sampai pada suatu hari

kita lupa untuk apa.

“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”tanyamu.

Kita abadi.

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

Dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu


Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

 

Pada Suatu Hari Nanti

Pada suatu hari nanti,

jasadku tak akan ada lagi,

tapi dalam bait-bait sajak ini,

kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,

suaraku tak terdengar lagi,

tapi di antara larik-larik sajak ini.

Kau akan tetap kusiasati,

pada suatu hari nanti,

impianku pun tak dikenal lagi,

namun di sela-sela huruf sajak ini,

kau tak akan letih-letihnya kucari.

 

Saya punya kenangan tersendiri dengan puisi Prof. Dr Sapardi Joko Damono. Ketika itu saya masih Kuliah D3 Jurusan Bahasa Indonesia Unej. Dosen Pengampu matkul Kajian Puisi Bpk. IC Soedjarwadi mengadakan lomba baca puisi khusus mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia Program D3. Pesertanya lumayan banyak sekitar 30-an. Judul-judul puisi sudah ditentukan dan diumumkan 1 Minggu sebelumnya oleh beliau.  Saya pun tidak ketinggalan ikut ambil bagian.   Puisi  pilihan  saya “ Krawang Bekasi” karya Khairil Anwar.  Saya mendapatkan no.undian tengah tengah. Untungnya peserta boleh jadi penonton asal tetap bisa menjaga ketertiban.

Senang rasanya bisa menonton tampilan tiap-tiap peserta, sambil mengamati bagaimana mereka tampil, dag dig dug juga rasanya.  Ada kejadian tak terduga yang terus saya ingat hingga kini .Saat  panitia memanggil salah satu peserta, dan peserta yang dipanggil kebetulan  mahasiswa laki-laki. Karsono namanya. Ia membungku memberi hormat sebelum membaca puisinya. Tiba-tiba terdengar bunyi glodak-glodak sesuatu menggelinding di lantai ruangan , melewati bawah kursi peserta yang duduk dengan eksperesi tegang, kadang juga sambil komat-kamit dalam hati menghafal teks.  Rupanya peserta tadi membawa property batu sebesar kepal tangannya.  Jadilah kami tertawa  terbahak menggaduhkan ruangan yang semula sepi. Jujur saya sendiri tidak nyantol  apa maksudnya ia menggelindingkan batu.  Baru setelah suasana gaduh bisa dikondisikan, peserta tadi diminta melanjutkan membacakan puisinya. Di sanalah akhirnya saya tahu ternyata Judul puisinya adalah  Di Atas Batu  ( kumpulan Sajak Perahu kertas ) Karya Sapardi Joko Damono.

Kejadian itulah yang jadi kenangan dan melekat di hati saya hingga kini ( 30 thn). Untuk pertama kalinya saat itu saya mengenal Judul puisi beliau juga nama beliau. Kenangan itu kembali muncul hari ini, ketika beliau berpulang 

                                                                             

DI ATAS BATU

ia duduk di atas batu dan melempar-lemparkan kerikil ke tengah kali…

ia gerak-gerakkan kaki-kakinya di air sehingga memercik ke sana ke mari…

ia pandang sekeliling :

matahari yang hilang – timbul di sela goyang daun-daunan,

jalan setapak yang mendaki tebing kali,

beberapa ekor capung

— ia ingin yakin bahwa benar-benar berada di sini

Perahu Kertas, Kumpulan Sajak,

1982.

Selamt jalan Prof.Dr Sapardi Joko Damono, hari ini Engkau telah pulang, namun karyamu tak kan hilang.



          Penulis : Husnul Hafifah 

              Sumber:
 10 Puisi Sapardi Djoko Damono: Hujan Bulan Juni hingga Yang Fana Adalah Waktu, https://jateng.tribunnews.com/2020/07/19/10-puisi-sapardi-djoko-damono-hujan-bulan-juni-hingga-yang-fana-adalah-waktu