Guru Agung Berbagi Kisah Inspiratif dan Menginspirasi Pejuang Muda Pendidikan
RESUME
BELAJAR MENULIS
PERTEMUAN KE-5
Nama Lengkap : Agung Pardini
Nama Panggilan : Guru Agung
Tempat, Tanggal Lahir : 28 Jumaddil Awwal 1401
H.
Agama : Islam
Status :
Menikah, 1 istri, 0 anak
Alamat Rumah : Kandang Roda RT 03/04, No. 82 Kel. Nanggewer
Kec. Cibinong Kab. Bogor Jabar
16912
E-mail
: guruagungpardini@gmail.com
" Menulis ini melatih ketajaman pikiran
dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada
Kelas menulis
malam ini , Rabu 10 Juni 2020 sperti biasa Om Jay selaku tuan rumah
mengawali dengan membagikan flayer CV pemateri lalu menyapa para peserta. Hal
tak biasa dari 4 pertemuan sebelumnya
adalah, OM Jay menyapa kami melalui video. Terlihat wajahnya yang teduh dan
ceria serta berhiaskan senyum. Pada
pengantarnya Om jay menyampaikan jika
akan berbagi pengalaman dengan pembicara nasional bapak Agung Pardini
dan saat ini menjabat sebagai GM sekolah kepemimpinan Bangsa.
Penyampaian materinya dalam kelas juga tidak
secara langsung di kelas gel.12 karena pemateri dan moderator ada di kelas gel
8. Pun begitu kondisi kelas tetap kondusif dari awal hingga akhir kegiatan. Ajaibnya
kegiatan di era disrupsi dan komputasi kegiatan bisa dilaksanakan secara
berasamaan diberbagai ruang dalam satu waktu.
Malam ini, Bapak Agung Pardini atau yang
dikenal dengan julukan Guru Agung memulai dengan membicarakan urusan penulisan
dan penerbitan buku dari perspektif yang berbeda dalam bidang
pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalaman beliau bekerja di lembaga
kemanusiaan Dompet Dhuafa. Beliau
terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok
untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan
budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para
guru-guru di sana.
Menurutnya
terdapat beberapa kendala:
1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa
Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
2. Penggunaan komputer, banyak yang belum
mengenal MS Office
3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala
di malam hari.
4. Ejaan yang (belum) disempurnakan
Setiap permasalahan pasti ada solusinya. Maka
solusi yang diberikan slah satunya adalah dengan model pendampingan intensif. Secara
sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan
bimbingan selama kurang lebih setahun. Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh
kesabaran dari para relawan. Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis
senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang dikerjakan buat pemberdayaan guru di daerah
harus memiliki produk buku atau tulisan.
Ada
beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa di berikan kepada
guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK,
jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya. Terkait dengan
percetakan semua dibiayai dompet Duafa. Buku-buku nya tidak diperjual belikan.
Namun dibagikan secara gratis buat
guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.
Berikut contoh buku yang berisi kumpulan
tulisan para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka
hasilkan dalam bentuk inovasi ataupun media.
Ahamdulillah buku-bukunya dapat memberi manfaat
dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain. Genre buku-buku yang lain yang diciptakan sifatnya
adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi
sebagai guru-guru di daerah pelosok. Contoh seperti dua buku berikut:
Dua buku tersebut bercerita banyak tentang pengalaman para guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri. Ada yang di kepulauan, di hutan dan pegunungan ,di pelosok kampung. Bahkan dalam buku itu juga menceritakan seorang guru muda yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, guru tersebut menulis pada buku “ Batu Daun Cinta Teman Setia Belajarku. Akhinya nama sang guru pun abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI, dengan Jamilah Sampara award
Hampir semua buku-buku yang Guru Agung
terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.
Bagaimana Guru Agung cara mengajarkan Para Guru
Menulis?
1) Caranya adalah melalui menulis” Jurnal Perjalanan guru. Menulis jurnal wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati, macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis.
2) Melalui bedah buku. Kebiasaan menulis ini
tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca Kalau tidak banyak membaca, tidak bakal
banyak menulis. Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita adakan bedah
buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Caranya yang menjadi pembina
apel menyampaikan bedah buku. Tak harus
yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan
bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat
Pagi".
3) Memberi motivasi secara bergantian, dengan
menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat
meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Guru Agung sangat percaya bahwa
menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas,
kompetensi, dan rasa percaya diri.
Contoh lain buku lain yang ditulis bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa.
Buku tersebut merupakan kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien. Rencana awalnya buku tersebut akan disusun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan sekolah.
Rangkuman Sesi Tanya Jawab
1.Salah satu Program SGI adalah SMT (School Of
Master Teacher). Saat ini tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan
Sulteng. Lama programnya adalah 3 hingga 4 bulan. Tugas akhirnya adalah membuat
PTK.
2.Setiap
tahun mendapatkan donasi buku. Walau
jumlahnya terbatas, bukunya disalurkan ke beberapa daerah pelosok. Kalau boleh
jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sudah sangat peduli untuk
pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal.Namun sayangnya masih banyak
guru yang belum termotivasi untuk membacanya.
3.Salah satu kebiasaan Beliau jika datang ke
sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik
rapi di dalam dus-dus
4. Untuk mendapatkan buku2 koleksi dompet dhuafa Saat
ini sudah tersedia online. Jadi lebih mudah diakses. Silakan akses EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan
2020 melalui link http://etahfizh.org/ebook serta melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/
5. Guru Agung secara pribadi tidak
banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik
buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa .Sekarang beliau tengah membuat gerakan
Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru.
6. Tulisan-tulisannya bisa dibaca di web SGI: www.sekolahguruindonesia.net
atau di http://www.sekolahguruindonesia.net/serial-sepuluh-kepemimpinan-guru-sahabat-terbaik-siswa/
7. Senang menerima undangan para guru di daerah
hanya sayangnya, oleh kantor tidak boleh keluar daerah sampai dengan Bulan
Desember karena covid.
8.Awal
karier dia melamar langsung saat ada lowongan untuk menjadi trainer dan konsultan
pendidikan di Dompet Dhuafa. Kebetulan tahun 2008, Dompet Dhuafa sedang butuh
SDM dari kalangan guru/praktisi pendidikan.Seperti biasa, ada tes seleksi.
9.Adanya covid
beberapa program di daerah dihentikan
, salah satunya adalah program pendampingan sekolah. Semoga tahun depan dibuka
lagi. Jika ada yang mau bergabung silakan hubungi melalui wa beliau cukup japri saja. Kebetulan fokus
pendampingan sekolahnya adalah ke bidang literasi. Namanya programnya Sekolah
Literasi Indonesia.
10. Guru wajib
bisa menulis tapi tidak harus dalam bentuk buku .Bisa PTK.Bisa Jurnal
Penelitian.Bisa Cerpen atau Puisi.Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan
Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.
Beliau senangannya corat-coret di kertas. Dikumpulkan pelan-pelan, baru nanti
dibuatkan artikelnya.”Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng.
Takut kalau sendirian.. sepi “ kelakarnya.
Penguatan yang disampaikan :
1.Secara pribadi merasa bahwa merangkai kata
dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau
lancar harus banyak membaca dulu.
2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita
pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh
teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.
3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan
memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".( Agung Pardini)
Bondowoso, 11 Juni 2020
Penulis : Husnul Hafifah
Bagus sekali resumenya bu
BalasHapusTerima kasih, salam kenal
HapusSuper lengkap... Hebat judulnya lain dari yg lain.....👍
HapusMakasih ya...
HapusMantap
BalasHapusTrims sdh singgah...semoga terjalin silaturahmi yg erat
HapusZiip...maju terus💪💪💪
BalasHapusMakasih banyak yah...salam kenal
Hapusmantap abisssss
BalasHapusTrims😍
HapusBagus resumenya.. lengkap
BalasHapusLengkap resumenya...
BalasHapusTrims sdh mampir
Hapuskeren Bu lengkap resumenya, salam literasi
BalasHapusKerenn bu
BalasHapusMkasih ya...
HapusKeren Bun..
BalasHapusMaksih..senang d kunjungi mbak
HapusBagus ibu..
BalasHapusMari singgah di Selamat malam bapak/ibu guru hebat..semoga sehat selalu,, https://aniksudarwati22.blogspot.com/2020/06/resume-belajar-menulis-gelombang-12.html silakan bapak ibu kritik dan sarannya saya tunggu..terima kasih 🙏🥰🥰
Maksih mbak anik...😍😍😍
HapusMantap Ibu... Sdh singgah..
BalasHapus