Guru Agung Berbagi Kisah Inspiratif dan Menginspirasi Pejuang Muda Pendidikan

Author
Published Juni 11, 2020
Guru Agung Berbagi Kisah Inspiratif dan Menginspirasi Pejuang Muda Pendidikan

RESUME BELAJAR MENULIS
PERTEMUAN KE-5



Nama Lengkap                  :  Agung Pardini

Nama Panggilan                :  Guru Agung

Tempat, Tanggal Lahir      :  28 Jumaddil Awwal 1401 H.

Agama                                 :  Islam

Status                                 :  Menikah, 1 istri, 0 anak

Alamat Rumah                  :  Kandang Roda RT 03/04, No. 82 Kel. Nanggewer Kec. Cibinong  Kab. Bogor  Jabar  16912

E-mail                                    :  guruagungpardini@gmail.com

 


" Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada

 

Kelas menulis  malam ini , Rabu 10 Juni 2020 sperti biasa Om Jay selaku tuan rumah mengawali dengan membagikan flayer CV pemateri lalu menyapa para peserta. Hal tak biasa  dari 4 pertemuan sebelumnya adalah, OM Jay menyapa kami melalui video. Terlihat wajahnya yang teduh dan ceria serta berhiaskan  senyum. Pada pengantarnya Om jay menyampaikan jika  akan berbagi pengalaman dengan pembicara nasional bapak Agung Pardini dan saat ini menjabat sebagai GM sekolah kepemimpinan Bangsa.

Penyampaian materinya dalam kelas juga tidak secara langsung di kelas gel.12 karena pemateri dan moderator ada di kelas gel 8. Pun begitu kondisi kelas tetap kondusif  dari awal hingga akhir kegiatan. Ajaibnya kegiatan di era disrupsi dan komputasi kegiatan bisa dilaksanakan secara berasamaan diberbagai ruang dalam satu waktu.

Malam ini, Bapak Agung Pardini atau yang dikenal dengan julukan Guru Agung memulai dengan membicarakan urusan penulisan dan penerbitan buku dari perspektif yang berbeda  dalam  bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalaman beliau bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa.  Beliau terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.

Menurutnya  terdapat beberapa kendala:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.

4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

 

Setiap permasalahan pasti ada solusinya. Maka solusi yang diberikan slah satunya adalah dengan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan. Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang  dikerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.

 Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa di berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya. Terkait dengan percetakan semua dibiayai dompet Duafa. Buku-buku nya tidak diperjual belikan. Namun  dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.

Berikut contoh buku yang berisi kumpulan tulisan para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan dalam bentuk inovasi ataupun media.


Ahamdulillah buku-bukunya dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain.  Genre buku-buku yang lain yang diciptakan sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok. Contoh seperti  dua buku berikut:

 

Dua buku tersebut bercerita banyak tentang pengalaman para guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri. Ada yang di kepulauan,  di hutan dan pegunungan ,di pelosok kampung. Bahkan dalam buku itu juga menceritakan seorang  guru muda yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, guru tersebut menulis pada buku “ Batu Daun Cinta Teman Setia Belajarku. Akhinya nama sang guru pun abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI, dengan Jamilah Sampara award

Hampir semua buku-buku yang Guru Agung terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.

Bagaimana Guru Agung cara mengajarkan Para Guru Menulis?

1) Caranya adalah melalui menulis” Jurnal Perjalanan guru. Menulis jurnal  wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama  siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati, macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis.

2) Melalui bedah buku. Kebiasaan menulis ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca  Kalau tidak banyak membaca, tidak bakal banyak menulis. Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita adakan bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Caranya yang menjadi pembina apel menyampaikan bedah buku.  Tak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi".

3) Memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Guru Agung sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

  Contoh lain buku  lain yang ditulis  bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa.


        


Buku  tersebut merupakan kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien. Rencana awalnya buku tersebut akan disusun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan sekolah.

Rangkuman Sesi Tanya Jawab

1.Salah satu Program SGI adalah SMT (School Of Master Teacher). Saat ini tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng. Lama programnya adalah 3 hingga 4 bulan. Tugas akhirnya adalah membuat PTK.

 2.Setiap tahun  mendapatkan donasi buku. Walau jumlahnya terbatas, bukunya disalurkan ke beberapa daerah pelosok. Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sudah sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal.Namun sayangnya masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya.

3.Salah satu kebiasaan Beliau jika datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus

4. Untuk  mendapatkan buku2 koleksi dompet dhuafa Saat ini sudah tersedia online. Jadi lebih mudah diakses. Silakan akses  EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020 melalui link http://etahfizh.org/ebook serta melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/

5. Guru Agung secara pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa .Sekarang beliau tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru.

6. Tulisan-tulisannya bisa dibaca di web SGI: www.sekolahguruindonesia.net

atau di http://www.sekolahguruindonesia.net/serial-sepuluh-kepemimpinan-guru-sahabat-terbaik-siswa/

7. Senang menerima undangan para guru di daerah hanya sayangnya, oleh kantor tidak boleh keluar daerah sampai dengan Bulan Desember karena covid.

8.Awal karier dia melamar langsung saat ada lowongan untuk menjadi trainer dan konsultan pendidikan di Dompet Dhuafa. Kebetulan tahun 2008, Dompet Dhuafa sedang butuh SDM dari kalangan guru/praktisi pendidikan.Seperti biasa, ada tes seleksi.

9.Adanya covid  beberapa program di daerah  dihentikan , salah satunya adalah program pendampingan sekolah. Semoga tahun depan dibuka lagi. Jika ada yang mau bergabung silakan hubungi melalui  wa beliau cukup japri saja. Kebetulan fokus pendampingan sekolahnya adalah ke bidang literasi. Namanya programnya Sekolah Literasi Indonesia.

10. Guru wajib  bisa menulis tapi tidak harus dalam bentuk buku .Bisa PTK.Bisa Jurnal Penelitian.Bisa Cerpen atau Puisi.Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya. Beliau senangannya corat-coret di kertas. Dikumpulkan pelan-pelan, baru nanti dibuatkan artikelnya.”Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut kalau sendirian.. sepi “ kelakarnya.

 

Penguatan yang disampaikan :

1.Secara pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.

2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.

3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".( Agung Pardini)

 

Bondowoso, 11 Juni 2020

Penulis  : Husnul Hafifah


21 komentar

  1. Balasan
    1. Trims sdh singgah...semoga terjalin silaturahmi yg erat

      Hapus
  2. keren Bu lengkap resumenya, salam literasi

    BalasHapus
  3. Bagus ibu..
    Mari singgah di Selamat malam bapak/ibu guru hebat..semoga sehat selalu,, https://aniksudarwati22.blogspot.com/2020/06/resume-belajar-menulis-gelombang-12.html silakan bapak ibu kritik dan sarannya saya tunggu..terima kasih 🙏🥰🥰

    BalasHapus

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021