Berkeliling Nusantara dan Dunia Bersama Guru Penulis Emi Sudarwati

Author
Published Juni 09, 2020
  Berkeliling Nusantara dan Dunia Bersama  Guru Penulis Emi Sudarwati

Resume  Kuliah  Daring  Belajar Menulis Kelas 12

Senin : 8 Juni 2020

 


 

Bermimpilah dan ubahlah mimpi itu menjadi nyata!

 

Kalimat inilah yang mungkin menjadi spirit bagi sosok Ibu Guru cantik , pemateri  pertemuan ke-4 gel 12  belajar menulis kali ini. Dialah ibu Emi Sudarwati. Alumni Jurusan Bahasa daerah IKIP Negeri Surabaya ini, mengajar di SMPN I Baureno sejak 2015. Di samping pengajar beliau dalah penulis beberapa karya sastra jawa dan Sastra Indonesia, serta sebagai editor lebih dari 250  buku karya siswa dan karya guru Indonesia. Ibu Emi Sudarwati sudah mencantumkan namanya pada 460 buku ber ISBN.  

Bahagia rasanya malam ini  saya kembali bisa ikut bergabung dalam kuliah via WA Group yang dimotori oleh OM  ( Bapak Wjayakusuma)  seorang guru blogger ternama, bisa belajar menulis buku bersama guru hebat yang tersebar di negeri tercinta ini. Pandemi covid 19, terus mengajarkan pada kita semua untuk selalu bergerak dan terus bersemangat terus belajar dan mengasah  potensi diri.

Malam ini, setelah ibu Emi memperkenalakan diri, ia minta ijn untuk berbagi cerita tentang buku terbarunya. Serta bagaimana proses menerbitkanya. Buku yang dikisahkannya berjudul Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling  Nusantara dan Keliling Dunia. Buku  bersampul didominasi warna merah putih itupun lalu diceritakan secara kronologis mulai awal beliau berkiprah dalam bidang tulis menulis dengan mengalirnya.

 


 

 Tahun 2013.  Ibu Emi bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro. Bernama  PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro).  Dari PSJB inilah Dia banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis senior.  Seperti : JFX. Hoery (Padangan-Bojonegoro),  Sunaryata Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG (Pemred  Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi yang tidak disebutkan. Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis itu, akhirnya Dia mendapatkan pencerahan.  Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Nomber).

 Pada awal tahun 2014  Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan  Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku LUNG, diterbitkan. Pada penghujung tahun 2014.  Kembali bekerja sama dengan PSJB, buku karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno diterbitkan.  Tidak berhenti sampai di situ.  Karya-karyanya juga mendapat sambutan baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan bupati Bojonegoro saat itu.Terbitnya buku karya guru dan siswa ini, akhirnya  tercium wartawan radar Bojonegoro. Bu Emi  dan siswa pun  diwawancarai.  Alhasil, besoknya tayang di surat kabar harian Radar Bojonegoro. Pemberitaan dikoran membuat  semua penasaran berbagai khalayak.  Sehingga Toko Buku Nusantara Bojonegoro  diserbu pembeli .  Banyak orang ingin membaca dan belajar menulis, serta menerbitkan buku.

Buku karya Emi Sudarwati dan siswa SMPN 1 Baureno  menjadi inspirasi bagi banyak sekolah.  Bukan hanya di Bojonegoro, namun juga di Kabupaten lain.  Sehingga sering diwawancara wartawan berbagai media,  baik cetak maupun on line.  Akhirnya bisa tampil di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.

 Pada tahun 2015 ini, penulis ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional.  Awalnya ada rasa tidak percaya diri.  Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi.  Akhirnya Bu Emi mengirimkan karya inovasinya, meskipun dengan setengah hati. Tidak disangka, ternyata dapat panggilan sebagai finalis inobelnas.  Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia. Bu Emi diundang ke Jakarta untuk presentasi.  "Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada ujian tulis juga".  Seusai lomba, seluruh finalis diajak berwisata di Dufan.  Meskipun belum mendapat juara, namun Bu Emi sudah cukup bangga katanya, bisa belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah air.

Di samping itu, Dia juga mendapat rekomemdasi dari PSJB untuk mengikuti sayembara di BBJT.  PSJB adalah kepanjangan dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.  Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur.  Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.

Bu Emi sangat bersyukur mendapat anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi.  Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa.  Semua itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi.  Dengan status baru ini, bu Emi merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di manapun juga.  Bukan hanya untuk siswa, namun juga untuk sesama guru.  Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.

 Pada tahan 2016,  merupakan tahun keberuntungan baginya. Dia ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro.  walau saat itu sudah untuk yang ke dua kalinya.  Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi tersebut, akhirnya dia ditugaskan lagi.  Ternyata tidak sia-sia.  Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga puluhan peserta.

Pada tahun yang sama, Dia kembali mengirimkan karya inobel.  Kali ini bukan atas inisiatif  bapak kepala sekolah, tetapi keinginan Bu Emi sendiri. Pengalaman  2015 sangat  menginspirasi.  Karyanya bukan karya baru  akan tetapi karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri.  Alhamduliilah , mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal). Selang tidak lama seusai lomba,  Bu Emi mendapat panggilan untuk short Course di Negeri Belanda.  Wow sebuah penghargaan atas pencapaiannya, Ia berkesempatan belajar sistem pendidikan di negri kaum penjajah yang super maju itu.  Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.  Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.

Sepulang dari Belanda, masih ada rejeki lagi Dia  mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.

Lagi-lagi, di samping belajar juga bisa berwisata keliling kota terindah di negeri ini.  Kali ini, semua peserta mendapat materi mengubah naskah inobel menjadi jurnal.  Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional.  Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA. Keren sekali!

TAHUN 2017

Rejeki terus bertubi.  Beberapa bulan berikutnya. Bu Emi  diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.  Dia pun tak melewatkan kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura.  Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura. Menurutnya bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik.  Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan yang sudah tersedia. Serta kebetulan  bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Paska menyandang predikat juara I inobelnas, Bu Emi belum boleh  mengikuti lomba yang sama.  Tentu dalam waktu yang belum bisa diprediksi.  Oleh karena itu, Bu Emi tidak ingin kesepian.  Lalu dia mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu buku.  Penulis menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif. Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah.  Namun dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif,  berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan.  Namun saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).

TAHUN 2018

Ratusan buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif.  Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup diubah.  Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI).  Beberapa undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan.  Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain. 

Akhirnya penulis berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai narasumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore. Bojonegoro sendiri, Dia aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG).  Setiap saat harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.  Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru.  Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG kecamatan.

Selain di PBG, juga penulis juga aktif di PGRI.  Yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan meulis buku.  Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis. 

Ajakan kepada guru agar  lebih sering mengirimkan hasil karya ke media.  Jangan berharap sekali kirim , pasti tayang atau dimuat.  Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah.  Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan karena penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman menulis itu sangat diperlukan.  Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula.  Dari proses tersebut kita belajar.  Belajar meminimalisir kekesalahan.

 TAHUN 2019

Bu Emi menyambut 2019 dengan terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku, merupakan karya yang ditulis duet dengan suaminya. Harapan dari  lahirnya buku tersebut agar  ikatan pernikahan penulis dengan suami semakin bahagia. Amin.

Selanjutnya, di tahun yang sama.  Bu Emi menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan.  Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah.  Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah ini,  Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.  Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.

Adapun untuk patungan, seperti biasa saja.  Yaitu menulis bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif.  Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang.

Demikian kisah perjalanan yang menghantarkan ibu Emi Sudarwati Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.

Tentu saja dari apa yang ceritakan bu Emi  Sudarwati bisa menginspirasi para peserta guru utamanya agar terus bergerak dan berkarya. Semoga apa yang diceritakan menjadi motivasi dan penyemangat untuk selalu menulis. Kuatkan alasan Anda menulis untuk apa ( pesannya). Bagi Ibu Emi menulis adalah mengukir sejarah sendiri. Buku  adalah bukti sejarah. Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia. Oleh karennya  abadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku. Cukup sediakan waktu 10 – 20 menit setiap harinya, menulislah!  dan setiap  karya pasti akan menemui takdirnya .

 

Penulis:

Husnul Hafifah

Bondowoso, 8 Juni 2020




8 komentar

  1. Mantap bu.
    Tetap semangat.
    Salam kenal dari Borneo😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah singgah. salam kenal balaik dari kota tape Bondowoso

      Hapus
  2. bagus resumenya Bu, salam literasi

    BalasHapus
  3. wah senang bacanya...
    resumenya lengkap bun
    salam literasi.......

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Bertahan dgn semangat menyala...wlw terluta lunta

      Hapus

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021