Berkeliling Nusantara dan Dunia Bersama Guru Penulis Emi Sudarwati
Resume Kuliah Daring
Belajar Menulis Kelas 12
Senin : 8 Juni 2020
Bermimpilah dan ubahlah mimpi itu menjadi nyata!
Kalimat inilah yang mungkin menjadi spirit bagi sosok Ibu
Guru cantik , pemateri pertemuan ke-4
gel 12 belajar menulis kali ini. Dialah
ibu Emi Sudarwati. Alumni Jurusan Bahasa daerah IKIP Negeri Surabaya ini,
mengajar di SMPN I Baureno sejak 2015. Di samping pengajar beliau dalah penulis
beberapa karya sastra jawa dan Sastra Indonesia, serta sebagai editor lebih
dari 250 buku karya siswa dan karya guru
Indonesia. Ibu Emi Sudarwati sudah mencantumkan namanya pada 460 buku ber ISBN.
Bahagia rasanya malam ini saya kembali bisa ikut bergabung dalam kuliah via WA Group yang dimotori oleh OM ( Bapak Wjayakusuma) seorang guru blogger ternama, bisa belajar menulis buku bersama guru hebat yang tersebar di negeri tercinta ini. Pandemi covid 19, terus mengajarkan pada kita semua untuk selalu bergerak dan terus bersemangat terus belajar dan mengasah potensi diri.
Malam ini, setelah ibu Emi memperkenalakan diri, ia minta
ijn untuk berbagi cerita tentang buku terbarunya. Serta bagaimana proses
menerbitkanya. Buku yang dikisahkannya berjudul Menulis dan Menerbitkan Buku
untuk Keliling Nusantara dan Keliling
Dunia. Buku bersampul didominasi warna
merah putih itupun lalu diceritakan secara kronologis mulai awal beliau
berkiprah dalam bidang tulis menulis dengan mengalirnya.
Tahun 2013. Ibu Emi bergabung dengan sebuah kelompok
penulis di Bojonegoro. Bernama PSJB
(Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro). Dari
PSJB inilah Dia banyak berjumpa dan berkenalan dengan penulis-penulis
senior. Seperti : JFX. Hoery
(Padangan-Bojonegoro), Sunaryata
Soemardjo (Ngimbang-Lamongan), Nono Warnono (Gajah Indah-Bojonegoro), Gampang
Prawoto (Sumberrejo-Bojonegoro), Sri Setyo Rahayu (Surabaya), almarhum Anas AG
(Pemred Radar Bojonegoro-waktu itu), dan
masih banyak lagi yang tidak disebutkan. Dari orang-orang hebat di dunia tulis-menulis
itu, akhirnya Dia mendapatkan pencerahan.
Bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN
(Internsional Standart Book Nomber).
Buku karya Emi Sudarwati dan siswa SMPN 1 Baureno menjadi inspirasi bagi banyak sekolah. Bukan hanya di Bojonegoro, namun juga di
Kabupaten lain. Sehingga sering
diwawancara wartawan berbagai media,
baik cetak maupun on line.
Akhirnya bisa tampil di berbagai media tanpa harus membayar sepeserpun.
Pada tahun 2015 ini,
penulis ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional. Awalnya ada rasa tidak percaya diri. Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku
kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi. Akhirnya Bu Emi mengirimkan karya inovasinya,
meskipun dengan setengah hati. Tidak disangka, ternyata dapat panggilan sebagai
finalis inobelnas. Bersama 102 guru dari
seluruh Indonesia. Bu Emi diundang ke Jakarta untuk presentasi. "Ternyata bukan hanya presentasi, tetapi ada
ujian tulis juga". Seusai lomba, seluruh
finalis diajak berwisata di Dufan.
Meskipun belum mendapat juara, namun Bu Emi sudah cukup bangga katanya,
bisa belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah air.
Di samping itu, Dia juga mendapat rekomemdasi dari PSJB
untuk mengikuti sayembara di BBJT. PSJB
adalah kepanjangan dari Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro. Sedangkan BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa
Jawa Timur. Lembaga tersebut, setiap
tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra
Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.
Bu Emi sangat bersyukur mendapat anugrah sebagai guru Bahasa
Jawa Berdedikasi. Hal ini disebabkan
karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa. Semua itu diharapkan dapat menjadi inspirasi
bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi. Dengan status baru ini, bu Emi merasa
memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di
manapun juga. Bukan hanya untuk siswa,
namun juga untuk sesama guru. Bukan hanya
di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.
Pada tahan 2016, merupakan tahun keberuntungan baginya. Dia
ditugaskan mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro. walau saat itu sudah untuk yang ke dua
kalinya. Karena banyak guru menolak
mengikuti seleksi tersebut, akhirnya dia ditugaskan lagi. Ternyata tidak sia-sia. Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga
puluhan peserta.
Pada tahun yang sama, Dia kembali mengirimkan karya
inobel. Kali ini bukan atas
inisiatif bapak kepala sekolah, tetapi
keinginan Bu Emi sendiri. Pengalaman
2015 sangat menginspirasi. Karyanya bukan karya baru akan tetapi karya lama yang diedit, dengan
tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri.
Alhamduliilah , mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah
Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal). Selang tidak lama seusai
lomba, Bu Emi mendapat panggilan untuk
short Course di Negeri Belanda. Wow
sebuah penghargaan atas pencapaiannya, Ia berkesempatan belajar sistem
pendidikan di negri kaum penjajah yang super maju itu. Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu
Windesheim dan Leiden. Juga berkunjung
ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain. Bukan hanya itu, semua peserta diajak
berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.
Sepulang dari Belanda, masih ada rejeki lagi Dia mendapat
panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.
Lagi-lagi, di samping belajar juga bisa berwisata keliling
kota terindah di negeri ini. Kali ini,
semua peserta mendapat materi mengubah naskah inobel menjadi jurnal. Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah
tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional. Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA. Keren
sekali!
TAHUN 2017
Rejeki terus bertubi.
Beberapa bulan berikutnya. Bu Emi diundang untuk mengikuti workshop Literasi di
Kota Batam. Dia pun tak melewatkan
kesempatan, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu
Singapura. Sehari di kota lion,
melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura. Menurutnya bukan aji
mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik. Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke
Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan yang sudah tersedia. Serta
kebetulan bertepatan dengan liburan
sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di
sekolah.
Paska menyandang predikat juara I inobelnas, Bu Emi belum
boleh mengikuti lomba yang sama. Tentu dalam waktu yang belum bisa
diprediksi. Oleh karena itu, Bu Emi tidak ingin kesepian. Lalu dia mengajak
teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu
buku. Penulis menyebutnya dengan istilah
Patungan Buku Inspiratif. Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah. Namun dalam grup tersebut juga menerbitkan
kumpulan cerita inspiratif, berbagi
pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun dan masih banyak lagi
buku-buku lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya
menerbitkan buku-buku patungan. Namun
saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI
(Satu Buku Siswa Indonesia).
TAHUN 2018
Ratusan buku lahir dari grup Patungan Buku Guru
Inspiratif. Karena sejak tahun 2018 ini
lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup diubah. Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif
(PBI). Beberapa undangan dari
daerah-daerah lain mulai berdatangan.
Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta
dan lain-lain.
Akhirnya penulis berinisiatif, hanya menerima undangan
sebagai narasumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore. Bojonegoro sendiri,
Dia aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG). Setiap saat harus siap menerima panggilan
sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.
Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru. Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG
kecamatan.
Selain di PBG, juga penulis juga aktif di PGRI. Yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan
pelatihan meulis buku. Memotivasi
guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif
dalam menulis.
Ajakan kepada guru agar lebih sering mengirimkan hasil karya ke
media. Jangan berharap sekali kirim , pasti tayang atau dimuat. Namun harus
bersabar, terus-menerus mengirim naskah.
Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan karena penerbit merasa kasihan,
tapi memang pengalaman menulis itu sangat diperlukan. Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti
sudah terus menerus belajar menulis pula.
Dari proses tersebut kita belajar.
Belajar meminimalisir kekesalahan.
TAHUN 2019
Bu Emi menyambut 2019 dengan terbitnya buku Kado Cinta 20
Tahun dan Haiku, merupakan karya yang ditulis duet dengan suaminya. Harapan
dari lahirnya buku tersebut agar ikatan pernikahan penulis dengan suami semakin
bahagia. Amin.
Selanjutnya, di tahun yang sama. Bu Emi menerbitkan 2 buku tunggal dan
beberapa buku patungan. Buku tunggal
yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah. Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah
ini, Menulis dan menerbitkan Buku sampai
Keliling Nusantara dan Dunia.
Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.
Adapun untuk patungan, seperti biasa saja. Yaitu menulis bersama siswa SMPN 1 Baureno
dan bersama grup Patungan Buku Inspiratif.
Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang.
Demikian kisah perjalanan yang menghantarkan ibu Emi
Sudarwati Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.
Tentu saja dari apa yang ceritakan bu Emi Sudarwati bisa menginspirasi para peserta
guru utamanya agar terus bergerak dan berkarya. Semoga apa yang diceritakan
menjadi motivasi dan penyemangat untuk selalu menulis. Kuatkan alasan Anda
menulis untuk apa ( pesannya). Bagi Ibu Emi menulis adalah mengukir sejarah
sendiri. Buku adalah bukti sejarah.
Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia. Oleh karennya abadikan setiap jengkal perjalanan menjadi
sebuah buku. Cukup sediakan waktu 10 – 20 menit setiap harinya, menulislah! dan setiap
karya pasti akan menemui takdirnya .
Penulis:
Husnul Hafifah
Bondowoso, 8 Juni 2020
Mantap bu.
BalasHapusTetap semangat.
Salam kenal dari Borneo😊
Terima kasih sudah singgah. salam kenal balaik dari kota tape Bondowoso
Hapusbagus resumenya Bu, salam literasi
BalasHapuswah senang bacanya...
BalasHapusresumenya lengkap bun
salam literasi.......
Lengkap sekali...mantap bunda.
BalasHapusTrima kasih
Hapusmakin sipp juga bun...
BalasHapusBertahan dgn semangat menyala...wlw terluta lunta
Hapus