Satu yang Tak Enak
Ahmad Subarjo, lahir di udik. Anak bungsu
dari 5 bersaudara. Bapak-Emaknya adalah petani, yang tidak mengenyam pendidikan
tinggi hanyalah lulusan SD. Bermodalkan doa dan ketulusan cinta orang tua serta
kakak kakaknya Ahmad Subarjo yang biasa dipanggil Paijo bisa mengenyam
pendidikan tinggi, lulusan S3 di luar negeri.
Nasib membawa Paijo jadi orang sukses, ia
tinggal di perumahan elite bersama seorang istri dan kedua buah hatinya.
Kesuksesan Paijo tidak membuatnya ia lupa diri. Ingatannya pada bagaimana peluh
Bapak dan Emak yang mengucur di jidat dan punggung di bawah terik matahari kala
di sawah. Pada tangisan lirih si Emak dipenghujung malamnya. Bayangan para kakaknya yang berjuang keras dan secara berpatungan menyumbang biaya ketika akan membayar
uang bulanan dan biaya kuliah. Semua jelas tak lekang dan melapuk. Paijo tak
ingin dianggap anak durhaka seperti kisah Malin Kundang.
Singkat cerita saat liburaan
diboyongnya Bapak dan Emak serta kerabatnya ke Jakarta. Dibawanya mereka
ketempat-tempat hiburan, mall dan restoran ternama. Ada ragu pada sorot mata
Bapak dan Emaknya saat diajak ke restoran. Namun berkat breefing yang diberikan
akhirnya mereka setuju saja. Dipesanlah menu menu makanan termewah untuk
kerabatnya. Kerabatnya tanpa ragu mengikuti bagaimana Paijo mengambil makan dan
menyantapnya. Semua dicicipinya satu persatu. Mereka terlihat puas dan manggut
mangut. Paijo melirik pada Bapak, Emak serta saudaranya. Semua mengacungi
jempol.Tiba tiba Bapak Paijo buka suara, cuma satu yang tak enak le, iku sing
bok jumuk keri keri! Paijo terperanjat dan ia pun menahan tawa geli takut berdosa. Ia masih ingat
terakhir kali Paijo mengambil tusuk gigi.
Salam literasi
Bondowoso, 11082020
le : sebutan untuk anak laki laki
Iku sing bok jumuk keri keri: itu yang kamu ambil paling akhir
Hahahahaha....
BalasHapusMasakan rasa tusuk gigi dunk
Haha, begitulah cerita...
Hapus