Satu yang Tak Enak

Author
Published Agustus 11, 2020
Satu yang Tak Enak

 

Ahmad Subarjo, lahir di udik. Anak bungsu dari 5 bersaudara. Bapak-Emaknya adalah petani, yang tidak mengenyam pendidikan tinggi hanyalah lulusan SD. Bermodalkan doa dan ketulusan cinta orang tua serta kakak kakaknya Ahmad Subarjo yang biasa dipanggil Paijo bisa mengenyam pendidikan tinggi, lulusan S3 di luar negeri.

 

Nasib membawa Paijo jadi orang sukses, ia tinggal di perumahan elite bersama seorang istri dan kedua buah hatinya. Kesuksesan Paijo tidak membuatnya ia lupa diri. Ingatannya pada bagaimana peluh Bapak dan Emak yang mengucur di jidat dan punggung di bawah terik matahari kala di sawah. Pada tangisan lirih si Emak dipenghujung malamnya. Bayangan para kakaknya yang berjuang keras dan secara berpatungan menyumbang biaya ketika akan membayar uang bulanan dan biaya kuliah. Semua  jelas tak lekang dan melapuk. Paijo tak ingin dianggap anak durhaka seperti kisah Malin Kundang.

 

Singkat cerita  saat liburaan diboyongnya Bapak dan Emak serta kerabatnya ke Jakarta. Dibawanya mereka  ketempat-tempat hiburan, mall dan restoran ternama. Ada ragu pada sorot mata Bapak dan Emaknya saat diajak ke restoran. Namun berkat breefing yang diberikan akhirnya mereka setuju saja. Dipesanlah menu menu makanan termewah untuk kerabatnya. Kerabatnya tanpa ragu mengikuti bagaimana Paijo mengambil makan dan menyantapnya. Semua dicicipinya satu persatu. Mereka terlihat puas dan manggut mangut. Paijo melirik pada Bapak, Emak serta saudaranya. Semua mengacungi jempol.Tiba tiba Bapak Paijo buka suara, cuma satu yang tak enak le, iku sing bok jumuk keri keri! Paijo terperanjat dan ia pun menahan tawa geli takut berdosa. Ia masih ingat terakhir kali Paijo mengambil tusuk gigi.

 

Salam literasi

Bondowoso, 11082020

le : sebutan untuk anak laki laki

Iku sing bok jumuk keri keri: itu yang kamu ambil paling akhir

2 komentar

Posting Komentar

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021