Kunjungan Maya
Agustus sudah memasuki pekan kedua. Namun corona belum mereda. Tak ada tanda akan berlalu dari kota-kota penjuru negriku. Bahkan pekan pertama Agustus kotaku yang sudah di zona kuning kembali merah merona, merata di seluruh penjuru kampungnya. Lonjakan terpapar dan positif covid melesat tinggi. Gundah dan gelisah kembali melanda. Secercah harapan menuju zona hijau sirna sudah.Ahamdulilahnya selang dua hari zona merah, di peta mulai bermunculan kembali warna kuning. Sebuah keajiban luar biasa, Mungkin lantunan dao- doa yang diijabah ataukah sebuah permainan belaka. Ada pertanyaan besar memang dari status zona yang begitu singkatnya berubah. Ah entahlah aku tak ingin tahu urusan apa di balik pandemi ini. Biarlah itu urusan mereka, aku akan mengerjakan urusanku saja.Hari ini agendaku adalah mengunjungi sebuah sekolah. Jarak tempuh jika lewat jalur semestinya -+ 20 KM. Namun jika lewat jalan pintas bisa hemat 10 KM. Perjalanan 10 KM itu sangat mengasyikkan. Walau jalannya tak semua mulus, jalanan berselang seling 1 km mulus, 1 km berikutnya aspalnya terbuka, dengan batu batu menyembul kadang berlubang dan menganga. Jika tidak fokus siku dan lutut kaki taruhannya. Begitulah kondisi jalanan hingga menuju pelataran sekolah yang saya kunjungi hari ini.Suguhan alam yang masih asri, sejuk sepanjang jalan kanan kiri diapit hamparan sawah nan luas. kadang ditanami padi, tembakau, jagung sesuai musimnya. Berselang seling dengan pemukiman penduduk. Sungguh merupakan pemandangan yang melenakan mata lupa jalanan tidak rata, lupa berkeluh kesah.Terlebih bila Agustus tiba , sepanjang jalan perkampungan dihias sebegitu rupa. wujud nyata betapa mereka begitu cinta tanah airnya.Lima bulan sudah berlalu, aku belum pernah lagi melintasi jalanan itu. Perjalanan di Agustus menuju sekolah kali ini sangatlah berbeda. Aku tak melintasi jalanan seperti biasanya . Tak kulihat pemandangan asri penyejuk mata, hiasan dengan segala pernah pernik penghias kampung tak kujumpa. Perjalananku kali ini adalah perjalanan maya, melalui wag suatu sekolah.Aneh memang kedengarannya wag menjadi pilihan jitu sebagai kendaraan menuju sekolah saat pandemi mengelilingi. Mengapa bukan zoom, webex, goegle meat dan sejenisnya sebagai media. Ya itulah realita, dan hanya itu yang bisa, itu pun bukannya tanpa kendala."'Pukul 07.33 aku mengetuk pintunya namun belum ada sahutan. " Terlalu pagi!' pikirku. Aku sabar menanti sambil meneruskan perjalanan maya ke tempat lain. Di wag sebelah aku menemukan tulisan tentang ajakan evaluasi pelaksanaan PJJ daring dan luring dari seorang guru blogger Indonesia. Ajakan ini rupanya satu benang merah dengan agendaku. Ingat agenda segera aku kembali pada tujuan perjalanan mayaku.Sekali lagi, saat jam dinding di angka 8. kuketuk pintu wag sekolah itu dengan salam. Sama, tak ada sahutan. Kucoba mengintip ke dalam, separuh penghuninya tahu jika aku menyapa. Mungkin udara dingin penyebabnya, sendi-sendi jemari mereka kaku, hingga tak kuasa untuk digerakkan sekedar memencet tombol gawai , menjawab salamku.Sabar, sabar, begitu aku selalu mengingatkan diri saat emosi mengarah tinggi. Coba evaluasi ! Aku sadar, aku selalu menganggap sekolah utamanya kepala sekolah nalarnya sudah jalan. Kesalahanku dalam memberikan informasi dan instruksi tidak mendetail. Seperti yang hari ini terjadi, dalam bayanganku walau KBM luring guru -guru standbye mulai pukul 7. Eh ternyata aku salah. Hari ini guru -guru malah diundang pukul 08.30 oleh kepala sekolah.Pantaslah, ketuk pintu, dan salamku hanya diintip saja. Rupanya para guru komitmen dengan undangan kepala sekolah. Menjawab salam saja menunggu kepala sekolah.Tak mengapalah penting semangat mengajar mereka di masa pandemi masih menyala.
Salam literasiBondowoso, 12082020Penulis: Husnul Hafifah
Bahagia nya ya..sudah menuangkan ide lewat tulisan...👍👍👍
BalasHapusPlong! Kangen bunda
HapusLama kita menunggu sua nyawa
BalasHapusJenuh sudah sua Maya
Semangat, Bu.
BalasHapusPerjuangan pendidikan tak kan pernah padam, semangat pagi selalu diberikan kesehatan dalam menjalankan tugas negara🥰🥰
BalasHapusPerjuangan pendidikan tak kan pernah padam, semangat pagi selalu diberikan kesehatan dalam menjalankan tugas negara🥰🥰
BalasHapus